Serang (Antara News) - Ekspor nonmigas Provinsi Banten pada Agustus 2017 didominasi barang-barang dari sektor industri seperti alas kaki, bahan kimia organik serta plastik dan barang dari plastik, yang mencapai nilai 962,10 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Rabu, mengatakan peranan ekspor dari sektor industri 97,95 persen terhadap ekspor nonmigas yang mencapai nilai 984,21 juta dolar AS.

 Ekspor dari sektor pertanian 21,84 juta dolar AS, atau menyumbang 1,94 persen, sedangkan sektor tambang dan lainnya mencapai nilai 0,27 juta dolar AS, atau peranannya hanya 0,02 persen terhadap ekspor nonmigas.

Soebeno mengatakan, nilai ekspor untuk seluruh sektor pada Agustus tersebut mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Sektor pertanian mengalami penurunan nilai sebesar 10,28 persen. Sedangkan sektor industri turun 0,34 persen. Sementara itu, pada sektor tambang dan lainnya secara agregat terjadi penurunan sebesar 5,42 persen.

"Penurunan nilai ekspor pada sektor industri sepertinya berkaitan dengan turunnya sepuluh golongan barang nonmigas utama pada Agustus 2017 yang didominasi oleh produk-produk dari sektor industri," katanya.

Ekspor Banten baik nonmigas maupun migas dikirim sebagian besar melalui Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai nilai 791,30 juta dolar AS, disusul Pelabuhan Tanjung Leneng dan Merak dengan ekspor masing-masing sebesar 63,82 juta dolar AS dan 54,95 juta dolar AS.

Ekspor gabungan melalui pelabuhan-pelabuhan muat di Banten mengalami penurunan. Sebaliknya, untuk ekspor yang melewati pelabuhan-pelabuhan muat di luar Banten secara agregat meningkat sebesar 27,89 juta dolar AS. Sementara itu, penurunan ekspor tertinggi terjadi pada Pelabuhan Cigading yaitu sebesar 23,92 juta dolar AS, dan yang terendah berasal dari Bandara Soekarno Hatta yang turun 0,32 juta dolar AS.

Di sisi lain, peningkatan ekspor hanya terjadi pada Pelabuhan Tanjung Priok dengan peningkatan sebesar 28,27 juta dolar AS.

Adapun ekspor 10 golongan barang utama adalah alas kaki dengan nilai 219,51 juta dolar AS, bahan kimia organik (93,44 juta dolar AS), plastik dan barang dari plastik (90,74 juta dolar AS), besi dan baja (49,27 juta dolar AS), mesin-mesin/pesawat mekanik (47,97 juta dolar AS), berbagai makanan olahan (39,48 juta dolar AS), mesin/peralatan listik (37,80 juta dolar AS), tembaga (36,39 juta dolar AS), karet dan barang dari karet (35,26 juta dolar AS), kertas/karbon (30,15 juta dolar AS).

Kemudia 12 negara tujuan utama adalah Malaysia dengan nilai 62,63 juta dolar AS, Thailand (61,50 juta dolar AS), Filipina (53,31 juta dolar AS), Jerman (20,98 juta dolar AS), Belgia (20,30 juta dolar AS), Belanda (16,19 juta dolar AS), Amerika Serikat (172,38 juta dolar AS), Tiongkok (127,05 juta dolar AS), Jepang (80,47 juta dolar AS), India (43,19 juta dolar AS), Korea Selatan (30,92 juta dolar AS), Australia (22,62 juta dolar AS).

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017