Serang (Antara News) - Negara Australia merupakan pemasok barang impor nonmigas terbesar ke Provinsi Banten pada Agustus 2017 yang mencapai nilai 106,87 juta dolar AS, diikuti Singapura dan Thailand, masing-masing 89,09 juta dolar AS dan 72,56 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa, mengatakan impor dari negara ASEAN seperti Singapura, Thailand dan Malaysia  mencapai nilai 210,24 juta dolar AS.

Soebeno mengatakan impor nonmigas naik 7,86 persen dari 562,79 juta dolar AS menjadi 607,01 juta dolar AS.Sementara  impor migas turun 5,16 persen menjadi 261,16 juta dolar AS dari sebelumnya 275,37 juta dolar AS.

Impor dari dua belas negara asal barang pada Agustus 2017 naik 11,80 persen atau sebesar 59,61 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya, nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami penurunan 15,39 juta dolar AS atau 26,73 persen.

Enam dari dua belas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada Agustus 2017. Peningkatan tertinggi berasal dari Brazil dan terendah dari Malaysia dengan peningkatan masing-masing sebesar 39,44 juta dolar AS dan 2,62 juta dolar AS. Sementara itu, penurunan impor nonmigas tertinggi berasal dari Thailand yang turun 23,33 juta dolar AS, sedangkan terendah terjadi pada Jepang yang mengalami penurunan nilai 0,52 juta dolar AS.  

Secara kumulatif, kata Soebeno, nilai impor nonmigas periode Januari-Agustus 2017 untuk dua belas negara asal barang impor mencapai 4.224,47 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 83,34 persen. Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Australia yaitu 14,79 persen, diikuti Thailand dan Singapura yang masing-masing memberi andil 14,65 persen dan 14,23 persen.

Sedangkan sembilan negara utama lainnya memberikan kontribusi masing-masing kurang dari tujuh persen. Kecuali Taiwan dan India, sepuluh negara pemasok barang impor utama pada Agustus 2017 merupakan pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Sembilan di antaranya yaitu tiga negara dari ASEAN ditambah dengan Australia, Brazil, Jepang, Arab Saudi, Tiongkok, dan Amerika Serikat merupakan negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama sejak Agustus 2013 dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 65 persen.

Soebeno menyebutkan golongan barang yang paling banyak di impor Banten adalah bahan kimia organik yang mencapai nilai 233,37 juta dolar AS, menyusul gula dan kembang gula 67,88 juta dolar AS serta besi dan baja senilai 50,91 juta dolar AS.

Adapun impor nonmigas Banten dari 12 negara utama asal barang itu adalah Singapura dengan nilai 89,09 juta dolar AS, Thailand (72,56 juta dolar AS), Malaysia (47,29 juta dolar AS), Australia (106,87 juta dolar AS), Brazil (60,04 juta dolar AS), Arab Saudi (45,62 juta dolar AS), Jepang (42,24 juta dolar AS), Taiwan (31,61 juta dolar AS), Amerika Serikat (23,85 juta dolar AS), India (19,43 juta dolar AS), Tiongkok (15,40 juta dolar AS) dan Argentina senilai 10,82 juta dolar AS.

Sementara nilai impor dari 10 golongan barang utama itu adalah bahan kimia organik senilai 233,37 juta dolar AS, gula dan kembang gula (67,88 juta dolar AS), besi dan baja (50,91 juta dolar AS), bahan bakar mineral (49,22 juta dolar AS), mesin/peralatan listik (46,19 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (40,93 juta dolar AS), qampas/sisa industri makanan (34,02 juta dolar AS), gandum-ganduman (31,21 juta dolar AS), biji-bijian berminyak (19,69 juta dolar AS) dan garam, belerang, kapur senilai 8,28 juta dolar AS.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017