Jemaah Haji Cocok Dengan Sajian Nusantara di Tanah Suci

Melaksanakan Ibadah Haji selama 40 hari bukanlah hal yang mudah apalagi ditengah iklim yang berbeda dengan Indonesia, Jemaah harus menjaga fisik dengan menjaga waktu istirahat serta terutama asupan makanannya.

 

Entin Hartini (45) Jemaah Haji asal Kramatwatu yang di temui di kediamannya pada hari Rabu tgl 13 september 2017, mengaku merasa cocok dengan sajian makanan nusantara yang disajikan katering yang disiapkan penyelenggara Haji. 

 

Penyelenggara memang sudah menyiapkan katering menyesuaikan deangan lidah Jemaah Indonesia yang mempunyai cita rasa tersendiri. Penyelenggara Haji telah menyiapkan katering untuk para Jemaah mulai dari kedatangan di Tanah Suci hingga meninggalkan Tanah Suci. 

 

Penyelenggara menyiapkan konsumsi untuk Jemaah yang telah disesuaikan untuk kebutuhannya selama menunaikan Ibadah Haji.

Untuk menu – menu yang dipilih oleh penyelanggara antara lain telor, tahu, tempe, ayam, ikan, sayur buah – buahan dan makanan lainnya yang serupa dengan makanan Nusantara lainnya. 

 

"Menurut saya makanan yang telah disediakan oleh panitia penyelanggara menu yang dipilih sangat sesuai dengan kebutuhan kita para Jemaah dan untuk rasanya juga enak kok, sama seperti saya masak dirumah,” ujar Entin.

 

“Saya fikir makanan yang disediakan oleh penyelenggara bukan makanan Indonesia, makanya saya bawa rendang sama abon. Takut ngerasa gak cocok aja sama makanannya,” lanjutnya.

 

Meskipun demikian Entin berharap untuk menu selanjutnya lebih beragam lagi salah satunya adalah menu sayur. Menurut Entin untuk kedepannya menu sayur yang disediakan berupa sayur bayam, kangkung dan lainnya. Agar untuk kebutuhan 4 Sehat 5 Sempurna para Jemaah selalu tercukupi. 

Selama 40 hari menjalankan ibadah Rukun Islam yang ke 5 ini para Jemaah mendapatkan kurang lebih sebanyak 59 kali jatah makan. 

 

Jika tidak mendapatkan jatah makan dari penyelenggara biasanya para Jemaah memasak atau membeli makan sendiri. Menurut Entin nasi bukhori adalah makanan khas Pakistan yang selalu ia beli ketika tidak mendapatkan jatah makan.