Cilegon (Antara News) - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi meresmikan beroperasinya dua pabrik dalam rangka HUT ke-47 yakni unit cokes oven plant dari Blast Furnance Complex dan slag grinding plant PT Krakatau Semen Indonesia (KSI).

"Dengan dimulainya pengoperasian cokes oven plant dan slag grinding plant sudah mengarah kedua pabrik ke arah komersial," kata Mas Wigrantoro bersama jajarakn direksi dan komisaris PT Krakatau Steel Tbk saat meninjau kesiapan dua pabrik tersebut, Kamis.

Mas Wigrantoro mengatakan, cokes (kokas) hasil dari pengolahan batubara merupakan bahan pelebur baja yang dibutuhkan unit lainnya di blast furnance complex, targetnya pabrik ini dapat beroperasi awal 2018 menghasilkan baja cair (hot metal) berkapasitas 1,2 juta ton.

Mas Wigrantoro berharap hadirnya blast furnance complex akan mencapai efisiensi 58 dolar AS per ton sesuai target awal pembangunan, namun karena proyek ini mengalami keterlambatan pihaknya a meddfnunjuk konsultan independen untk menghitung capaian efisiensi realnya.

Sedangkan PT Krakatau Semen Indonesia merupakan perusahaan patungan PT Krakatau Steel tbk dan PT Semen Indonesia Tbk berkapasitas 750.000 ton slag per tahun. KSI nantinya memanfaatkan limbah PT Krakatau Posco dan PT Krakatau Steel Tbk sebagai bahan baku pembuatan semen, jelas Mas Wigrantoro.

Untuk menunjang aktivitas bongkar muat pabrik, PT Krakatau Steel Tbk melalui anak usaha PT Krakatau Bandar Samudera telah membangun dermaga berkapasitas 1,3 juta ton per tahun bongkar muat, sehingga kapasitas total bongkar muat di seluruh pelabuhanKBS menjadi 26,3 juta ton per tahun.

Lebih jauh Direktur Keuangan KS, Tambok P. Setyawati mengatakan, membaiknya pasar baja dunia membuat kinerja keuangan perusahaan menuju ke arah yang positif ditunjukkan dari semakin kecil rugi bersih dari 87,5 juta dolar AS semester I 2016 menjadi 56,7 juta dolar AS semester II 2017.

Begitu juga dengan membaiknya harga baja dunia diantaranya baja lembar panas dari 520 dolar AS per ton menjadi 629 dolar AS per ton, perbaikan juga diharapkan terjadi pada anak-anak perusahaan, jelas Tambok.

Tambok mengatakan, program perbaikan mesin (overhaul) pabrik baja lembar panas Hot Strip Mill (HSM) membuat perusahaan masih merugi, demikian juga dengan adanya libur lebaran yang berpengarauh terhadap pengiriman.

"Kami menargetkan kinerja akan positif pada awal 2018 seiring dengan mulai berkontribusinya sejumlah pabrik yang saat ini tengah dalam tahap pekerjaan penyelesaian," kata Tambok.

Lebih jauh Mas Wigrantoro mengatakan, perseroan telah mengantongi kontrak untuk memproduksi dan mengirimkan 200.000 ton baja untuk 10 bulan mendatang bagi pembangunan jalan tol layang Jakarta - Cikampek II, yang saat ini tela direalisasikan 14.353 ton.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017