Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih menerapkan status siaga bencana bagi pengelola obyek wisata di Cianjur dan warga seluruh wilayah Cianjur, seiring cuaca ekstrem yang masih melanda hingga Maret.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur Minggu, mengatakan sepanjang Januari pihaknya mencatat lebih dari 18 bencana alam yang terjadi di Cianjur, termasuk pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor yang sudah tuntas ditangani.
"Terakhir beberapa hari yang lalu, petugas gabungan menuntaskan penanganan longsor di Kecamatan Cibinong, yang menutup landasan jalan penghubung antar-desa dan kecamatan," katanya.
Baca juga: BPBD mulai waspadai daerah rawan banjir dan longsor di Kota Serang
Seiring tingginya curah hujan yang turun hampir setiap hari dan merata di seluruh wilayah Cianjur, membuat pihaknya meminta semua kalangan, termasuk pengelola tempat wisata, untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan bencana alam yang sulit diprediksi.
Terutama, kata dia, obyek wisata air terjun dan pantai di wilayah selatan. Di daerah itu pengelola wisata diminta melarang dan menepatkan petugas untuk melakukan pengawasan dan pengamanan bagi wisatawan yang berkunjung agar tidak mendekati bibir pantai saat cuaca ekstrem.
"Sejak beberapa bulan terakhir kami menyiagakan 1.500 relawan tangguh bencana (retana) di masing-masing kecamatan untuk membuat laporan rutin, melakukan pemetaan dan segera melakukan evakuasi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana," katanya.
Pihaknya juga meminta, terutama bagi pengendara yang melintas di sepanjang jalur utama Cianjur, untuk tetap berhati-hati dan waspada saat melintas di jalur rawan longsor, banjir, dan pohon tumbang, seperti Jalan Raya Cipanas, Jalan Raya Cianjur-Bandung, dan Jalan Raya Cianjur-Sukabumi.
"Selama satu pekan terakhir tercatat empat pohon tumbang berukuran besar yang tuntas dilakukan penanganannya oleh petugas gabungan BPBD, Damkar, dan PMI Cianjur, sehingga ini harus menjadi kewaspadaan pengguna jalan saat melintas, termasuk jalur selatan Cianjur," kata Asep Sukma.
Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspadai daerah rawan bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur Minggu, mengatakan sepanjang Januari pihaknya mencatat lebih dari 18 bencana alam yang terjadi di Cianjur, termasuk pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor yang sudah tuntas ditangani.
"Terakhir beberapa hari yang lalu, petugas gabungan menuntaskan penanganan longsor di Kecamatan Cibinong, yang menutup landasan jalan penghubung antar-desa dan kecamatan," katanya.
Baca juga: BPBD mulai waspadai daerah rawan banjir dan longsor di Kota Serang
Seiring tingginya curah hujan yang turun hampir setiap hari dan merata di seluruh wilayah Cianjur, membuat pihaknya meminta semua kalangan, termasuk pengelola tempat wisata, untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan bencana alam yang sulit diprediksi.
Terutama, kata dia, obyek wisata air terjun dan pantai di wilayah selatan. Di daerah itu pengelola wisata diminta melarang dan menepatkan petugas untuk melakukan pengawasan dan pengamanan bagi wisatawan yang berkunjung agar tidak mendekati bibir pantai saat cuaca ekstrem.
"Sejak beberapa bulan terakhir kami menyiagakan 1.500 relawan tangguh bencana (retana) di masing-masing kecamatan untuk membuat laporan rutin, melakukan pemetaan dan segera melakukan evakuasi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana," katanya.
Pihaknya juga meminta, terutama bagi pengendara yang melintas di sepanjang jalur utama Cianjur, untuk tetap berhati-hati dan waspada saat melintas di jalur rawan longsor, banjir, dan pohon tumbang, seperti Jalan Raya Cipanas, Jalan Raya Cianjur-Bandung, dan Jalan Raya Cianjur-Sukabumi.
"Selama satu pekan terakhir tercatat empat pohon tumbang berukuran besar yang tuntas dilakukan penanganannya oleh petugas gabungan BPBD, Damkar, dan PMI Cianjur, sehingga ini harus menjadi kewaspadaan pengguna jalan saat melintas, termasuk jalur selatan Cianjur," kata Asep Sukma.
Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspadai daerah rawan bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024