Lebak,  (Antara News) - Sejumlah perajin ikan asin di Karangantu, Kota Serang, Banten, sejak dua pekan terakhir kesulitan mendapatkan pasokan garam sehingga berdampak terhadap produksi.

"Kami memproduksi hanya lima karung dari sebelumnya 20 karung per hari akibat kesulitan memperoleh garam," kata Ratih (45) seorang perajin ikan asin di Pelabuhan Karangantu Kota Serang, Minggu.

Selama ini, dirinya bingung karena permintaan pasar di Provinsi Banten dan DKI Jakarta meningkat.

Namun, permintaan pasar tersebut tidak bisa terpenuhi akibat terbatasnya pasokan garam.

Biasanya, ia mendapat pasokan garam dari distributor sebanyak 20 karung untuk tiga hari.

Namun, saat ini pasokan garam hanya lima karung sehingga produksi ikan asin menurun.

Selain itu juga ditambah nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk di Perairan Selat Sunda bagian utara dan selatan.

"Kami berharap kesulitan garam itu bisa segera ditangani pemerintah," katanya.

Ratih mengatakan saat ini juga harga garam mengalami kenaikkan dari Rp7.000 kini menjadi Rp16.000/Kg.

Kenaikkan harga garam juga pasokan ke sejumlah perajin berkurang sehingga berdampak terhadap pendapatan perajin.

Misalnya, kata dia, dirinya banyak langganan datang ke sini, seperti pedagang dari Pasar Rangkasbitung dan Pandeglang.

Mereka jika membeli ikan asin mencapai lima sampai 10 karung dengan aneka jenis ikan asin, namun kini tidak terlayani permintaan itu.

"Kami juga bingung kesulitan garam itu sehingga terancam gulung tikar jika tidak diatasi kekurangan garam itu," ujarnya.

Begitu pula Eroh (50) seorang perajin ikan asin mengaku selama ini para perajin ikan asin banyak yang tidak memproduksi karena pasokan garam sebagai bahan baku berkurang.

Bahkan, dirinya kini terpaksa menganggur dan beralih profesi menjadi pedagang ikan bakulan.

"Kami baru pertama kali mengalami kesulitan pasokan garam itu," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017