Lebak (Antara News) - Sekertaris Daerah Kabupaten Lebak, Banten optimistis pengembangan jagung di daerah itu bisa mencegah urbanisasi ke luar daerah maupun luar negeri.

"Kami mendorong petani terus mengembangkan pertanian jagung, terlebih pangsa pasar sudah jelas dengan ditampung oleh gabungan pengusaha ternak unggas maupun Perum Bulog," kata Sekda Lebak, Dede Jaelani saat panen perdana jagung di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak, Rabu.

Pemkab mendorong petani agar memperluas tanaman jagung karena menyumbangkan pendapatan ekonomi petani juga memenuhi kebutuhan pangan.

Saat ini, petani Kabupaten Lebak menerima bantuan program upaya khusus (upsus) jagung seluas 30.000 hektare.

Namun, panen perdana baru seluas 300 hektare di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana.

Penyerapan tenaga kerja pertanian jagung bisa mencapai 150 ribu orang dengan rata-rata per hektare melibatkan lima orang dari 30.000 hektare.

Mereka produksi jagung itu ditampung oleh pabrik ternak unggas Balaraja Kabupaten Tangerang berupa pipilan dengan harga Rp4.600/Kg.

Produksi panen jagung di daerah itu rata-rata lima ton sehingga menghasilkan pendapatan sekitar  Rp25 juta per hektare dengan harga Rp4.600/Kg.

Pemerintah daerah sangat terbantu adanya kerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten yang siap menampung produksi jagung petani Kabupaten Lebak.

"Kami yakin pendapatan sebesar itu dipastikan tidak akan terjadi urbanisasi warga Lebak ke luar daerah maupun luar negeri," katanya menjelaskan.

Menurut dia,pengembangan tanaman jagung jenis hibrida NK 212,Metro dan Pioner itu bertujuan dapat memenuhi ketersedian pasar lokal juga perusahaan pakan.

Prospek pengembangan usaha budidaya tanaman jagung hibriba sangat bagus karena permintaan untuk pabrik pakan cukup tinggi.

Selain itu dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional,terlebih pemerintah menghentikan impor jagung.

Pengembangan tanaman jagung hibrida di Kabupaten Lebak bisa menjadikan lumbung jagung karena didukung lahan begitu luas.

Selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan.

Apalagi, sebagian besar warga Kabupaten Lebak berprofesi sebagai petani dan buruh tani.

Oleh karena itu, pemerintah daerah meminta petani melaksanakan gerakan tanam jagung varietas hibrida bantuan program upsus tersebut.

Sebab, berapa jumlah produksi jagung akan ditampung oleh  GPMT Banten sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga bisa mengatasi pengangguran.

Apabila, jagung berbentuk pipilan ditampung seharga Rp4.000/per kilogram maka menyumbangkan nilai pendapatan domestik regional bruto (PDRB) menembus Rp1,2 trilun dengan luas tanas 30.000 hektare dan produksi lima ton per hektare.

"Kami menilai nilai PDRB pertanian jagung menyumbangkan kesejahteraan petani," katanya menjelaskan.

Dede mengatakan, program upsus jagung merupakan bagian program "Lebak Sejahtera" yang digulirkan kebijakan Bupati Iti Octavia Jayabaya.

Prospek pendapatan petani cukup menjanjikan setelah adanya kesiapan GPMT Banten menampung jagung tersebut.

Berdasarkan laporan petugas realisasi penyaluran benih jagung sejak April-Mei 2017 sudah ditanam seluas 3.600 hektare atau 49 ton.

Para petani yang mendapat bantuan program Upsus jagung dengan menerima benih sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.

"Kami berharap Lebak sebagai lumbung jagung melalui program upsus jagung itu dan sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan mencegah urbanisasi," katanya.

Untuk menggenjot produksi jagung, pihaknya kini menjalin kerja sama dengan perusahaan BUMN diantaranya Perum Perhutani dan Perkebunan VIII dengan memanfaatkan lahan tidur yang jumlah mencapai ribuan hektare.

Lahan tidur itu nantinya ditanam jagung oleh petani setempat sehingga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

"Kami bekerja keras agar Lebak menjadikan lumbung jagung dengan mengoptimalkan tenaga penyuluh, juga penerapan teknologi budidaya pertanian serta perluasan tanaman," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017