Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal dengan AirNav Indonesia mengupayakan efisiensi pengelolaan data informasi penerbangan (aeronautical) secara digital.
"Tugas AirNav Indonesia adalah menjawab tantangan dan peluang pada setiap perkembangan zaman. Hal ini dilakukan agar para pengguna seperti pilot dan lainnya, mendapatkan data dan informasi penerbangan dengan lebih mudah, cepat dan up-to-date," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B. Pramesti saat menghadiri kegiatan Workshop bertajuk "Asia–Pacific Workshop On Digital Aeronautical Transformation" di Tangerang, Senin.
Menurut Polana, dengan semakin canggihnya teknologi yang terdapat di cockpit pesawat dan komputerisasi data penerbangan saat ini, menuntut industri aviasi melakukan transisi data dan informasi penerbangan yang disajikan ke Maskapai dan Pilot dari semula berbentuk cetak menjadi bentuk digital.
Sehingga, hal tersebut sangat penting bagi AirNav Indonesia dalam memberikan berbagai data & informasi penerbangan, seperti flight plan, rute penerbangan, kondisi cuaca, NOTAM (notice to airmen), AHSTAM (gunung berapi), dan informasi lainnya.
"AirNav telah memulai transformasi digital data dan informasi penerbangan sejak tahun 2020 lalu. Dimana Airnav meluncurkan produk aplikasi bernama Nav-earth (peta penerbangan digital pertama di Indonesia) serta aplikasi Nav-gate yaitu portal data informasi aeronautika yang dapat di akses para pelaku industri penerbangan secara mudah dan di mana saja melalui handphone atau laptop. Sehingga terjadi efisiensi dan tidak perlu cetak dalam bentuk kertas lagi," katanya.
Baca juga: Bandara Soekarno Hatta buka rute penerbangan baru
Selama ini, kata Polana, para Pilot mendapatkan data hanya dalam bentuk cetakan kertas Pre-flight bulletin dan buku AIP (Aeronautical Information Publication). Kini dengan kemajuan teknologi di industri penerbangan, penyajian berbagai data dan informasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk digital.
Data dan informasi aeronautika dikumpulkan dalam satu single database yang terintegrasi, adapun data yang diolah dan diproses seperti data Flight Plan (rencana penerbangan), kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan dan bandara tujuan, Notam dan Ashtam, Pre-flight bulletin dan Post-flight report, yang kesemuanya dapat diakses melalui kedua aplikasi tersebut.
Ia menambahkan, sebagai mendukung pengelolaan data penerbangan secara digital, AirNav Indonesia berkolaborasi dengan CGX Aero dan mengundang pakar penerbangan dunia sebagai memudahkan para pelaku industri penerbangan mempelajari berbagai tantangan serta peluang dalam digitalisasi data penerbangan, dan teknologi terkini di industri penerbangan dunia.
"Agenda ini dibutuhkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam rangkaian data penerbangan, dimulai dari data originator, operator hingga user. Karena kesalahan dalam menyampaikan data penerbangan, dapat berakibat fatal. Semoga atas inisiasi ini seluruh pelayanan navigasi hingga pendistribusian data penerbangan di Indonesia menjadi lebih optimal," kata dia.
Adapun dalam agenda workshop Asia-Pacific On Digital Aeronautical Transformation, dihadiri pembicara internasional yang pakar dibidangnya seperti dari ICAO, Airbus, ATR, France Aviation Civile Services, Thales, dan Delv Airspace. AirNav mengundang para pelaku industri penerbangan seperti Kementerian Perhubungan, Maskapai, Pilot, Operator Bandara dan stakeholder lainnya.
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta layani dua rute penerbangan tersibuk di dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Tugas AirNav Indonesia adalah menjawab tantangan dan peluang pada setiap perkembangan zaman. Hal ini dilakukan agar para pengguna seperti pilot dan lainnya, mendapatkan data dan informasi penerbangan dengan lebih mudah, cepat dan up-to-date," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B. Pramesti saat menghadiri kegiatan Workshop bertajuk "Asia–Pacific Workshop On Digital Aeronautical Transformation" di Tangerang, Senin.
Menurut Polana, dengan semakin canggihnya teknologi yang terdapat di cockpit pesawat dan komputerisasi data penerbangan saat ini, menuntut industri aviasi melakukan transisi data dan informasi penerbangan yang disajikan ke Maskapai dan Pilot dari semula berbentuk cetak menjadi bentuk digital.
Sehingga, hal tersebut sangat penting bagi AirNav Indonesia dalam memberikan berbagai data & informasi penerbangan, seperti flight plan, rute penerbangan, kondisi cuaca, NOTAM (notice to airmen), AHSTAM (gunung berapi), dan informasi lainnya.
"AirNav telah memulai transformasi digital data dan informasi penerbangan sejak tahun 2020 lalu. Dimana Airnav meluncurkan produk aplikasi bernama Nav-earth (peta penerbangan digital pertama di Indonesia) serta aplikasi Nav-gate yaitu portal data informasi aeronautika yang dapat di akses para pelaku industri penerbangan secara mudah dan di mana saja melalui handphone atau laptop. Sehingga terjadi efisiensi dan tidak perlu cetak dalam bentuk kertas lagi," katanya.
Baca juga: Bandara Soekarno Hatta buka rute penerbangan baru
Selama ini, kata Polana, para Pilot mendapatkan data hanya dalam bentuk cetakan kertas Pre-flight bulletin dan buku AIP (Aeronautical Information Publication). Kini dengan kemajuan teknologi di industri penerbangan, penyajian berbagai data dan informasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk digital.
Data dan informasi aeronautika dikumpulkan dalam satu single database yang terintegrasi, adapun data yang diolah dan diproses seperti data Flight Plan (rencana penerbangan), kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan dan bandara tujuan, Notam dan Ashtam, Pre-flight bulletin dan Post-flight report, yang kesemuanya dapat diakses melalui kedua aplikasi tersebut.
Ia menambahkan, sebagai mendukung pengelolaan data penerbangan secara digital, AirNav Indonesia berkolaborasi dengan CGX Aero dan mengundang pakar penerbangan dunia sebagai memudahkan para pelaku industri penerbangan mempelajari berbagai tantangan serta peluang dalam digitalisasi data penerbangan, dan teknologi terkini di industri penerbangan dunia.
"Agenda ini dibutuhkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam rangkaian data penerbangan, dimulai dari data originator, operator hingga user. Karena kesalahan dalam menyampaikan data penerbangan, dapat berakibat fatal. Semoga atas inisiasi ini seluruh pelayanan navigasi hingga pendistribusian data penerbangan di Indonesia menjadi lebih optimal," kata dia.
Adapun dalam agenda workshop Asia-Pacific On Digital Aeronautical Transformation, dihadiri pembicara internasional yang pakar dibidangnya seperti dari ICAO, Airbus, ATR, France Aviation Civile Services, Thales, dan Delv Airspace. AirNav mengundang para pelaku industri penerbangan seperti Kementerian Perhubungan, Maskapai, Pilot, Operator Bandara dan stakeholder lainnya.
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta layani dua rute penerbangan tersibuk di dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024