Serang (Antara News) - Nilai impor Banten Mei 2017 naik 12,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 895,77 juta dolar AS menjadi 1.008,64 juta dolar AS.

Pemicu naiknya impor Banten pada bulan tersebut karena bertambahnya impor nonmigas 6,24 persen dari 670,45 juta dolar AS menjadi 712,28 juta dolar AS, dan impor migas 31,53 persen dari 225,32 juta dolar AS menjadi 296,36 juta dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Jumat.

Lebih spesifik lagi, kata Soebeno, jenis golongan barang yang memberikan andil tingginya impor pada bulan tersebut adalah meningkatnya permintaan besi dan baja, bijih, kerak dan abu logam serta bahan bakar mineral.

Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang utama naik 9,28 persen atau sebesar 56,72 juta dolar AS, dari sebelumnya 610,96 juta dolar AS menjadi 667,68 juta dolar AS. Sedangkan pada golongan barang lainnya terjadi penurunan 25,03 persen atau sebesar 14,89 juta dolar AS.

Nilai impor nonmigas terbesar berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 235,58 juta dolar AS, disusul besi dan baja dan bijih, kerak dan abu logam dengan nilai masing-masing sebesar 105,83 juta dolar AS dan 80,61 juta dolar AS.

Soebeno juga menyebutkan  bahwa peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada Januari - Mei 2017 mencapai 93,62 persen, dengan peran tertinggi berasal dari bahan kimia organik yaitu mencapai 35,30 persen (1.159,06 juta dolar AS) kemudian diikuti gula dan kembang gula 14,62 persen atau senilai 480,16 juta dolar AS serta besi dan baja 12,46 persen atau 409,11 juta dolar AS.

"Peran tujuh golongan barang lainnya dari sepuluh golongan barang masih kurang dari 10 persen, sementara peran golongan barang lainnya di luar sepuluh golongan barang tercatat sebesar 6,38 persen," katanya.

Delapan dari sepuluh golongan barang non migas mengalami peningkatan nilai impor kecuali gula dan kembang gula serta gandum-ganduman yang masing-masing turun sebesar 89,53 juta dolar AS dan 8,02 juta dolar AS.

Peningkatan tertinggi berasal dari golongan barang besi dan baja, yaitu 57,81 juta dolar AS, disusul bijih, kerak dan abu logam dan bahan bakar mineral, yang secara berturut-turut meningkat 36,84 juta dolar AS dan 26,93 juta dolar AS.

Adapun peningkatan terendah yaitu pada golongan barang mesin/peralatan listrik dengan peningkatan sebesar 0,82 juta dolar AS.

"Jika dibandingkan secara bersamaan, sembilan dari sepuluh golongan barang impor nonmigas tersebut kecuali benda-benda dari besi dan baja adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya. Tujuh dari sembilan golongan barang tadi, kecuali biji-bijian berminyak dan mesin/peralatan listik, merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Mei 2017," kata Soebeno.

"Peran gabungan dari ketujuh golongan barang utama tersebut selama setahun terakhir, selalu tidak pernah kurang dari 78 persen," katanya lagi.

Nilai impor nonmigas sepuluh golongan barang pada Mei 2017 adalah bahan kimia organik sebesar 235,58 juta dolar AS, besi dan baja (105,83 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (80,61 juta dolar AS), ampas/sisa industri makanan (61,60 juta dolar AS), gandum-ganduman (54,88 juta dolar AS), gula dan kembang gula (45,05 juta dolar AS), bahan bakar mineral (44,07 juta dolar AS), biji-bijian berminyak (19,03 juta dolar AS), mesin/peralatan listrik (10,76 juta dolar AS) dan benda-benda dari besi dan baja sebesar 10,27 juta dolar AS.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017