Serang (Antara News) - Provinsi Banten pada Juni 2017 mengalami inflasi 0,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercermin dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,67 menjadi 136,64 di wilayah itu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Rabu mengatakan semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yakni kelompok bahan makanan naik 1,06 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan  tembakau 0,21 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,81  persen; sandang 0,94 persen; kesehatan 0,76 persen; pendidikan, rekreasi dan olah raga  0,02 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 1,05 persen.

Dari survei 417 jenis barang dan jasa di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui 247 komoditas mengalami perubahan harga.

Rincian lengkapnya adalah 159 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya sebanyak 88 komoditas mengalami penurunan harga.

Kelompok-kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten sebagai berikut: kelompok bahan makanan 0,2454 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0431 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,1714 persen; sandang 0,0409 persen; kesehatan 0,0450; pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,0013 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,1739 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi antara lain tarif angkutan antar kota, ketimun, kol putih/kubis, kacang panjang, sandal kulit pria, cumi-cumi segar, sawi putih dan melon.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga  antara lain bumbu masak jadi, labu siam, ikan ekor kuning, bawang putih, wafer dan cabe rawit.

Dari 109  komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 107 komoditas di antaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 62 jenis komoditas.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain daging ayam ras 0,0783 persen, bawang merah 0,0382 persen, melon 0,0246 persen, beras 0,0215 persen dan cumi-cumi segar sebesar 0,0213 persen.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: bawang putih 0,0428 persen, cabe merah 0,0158 persen, dan bumbu masak jadi sebesar 0,0105 persen.

Dua dari tiga sub kelompok yang ada pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan  tembakau mengalami  kenaikan indeks yakni sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik sebesar 0,42 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,59 persen.

Sementara pada sub kelompok makanan jadi mengalami penurunan indeks sebesar 0,02  persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah pada komoditas rokok kretek filter 0,0226 persen, air kemasan 0,0168 persen, dan rokok kretek sebesar 0,0065 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah wafer dengan andil 0,0102 persen dan minuman ringan dengan andil 0,0045 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,1714 persen. Kontribusi terbesar kembali disumbangkan oleh kenaikan tarif listrik dengan andil sebesar 0,1660 persen.

Sementara komoditas yang memberi andil deflasi di antaranya adalah gelas minum sebesar 0,0011 persen, pembasmi nyamuk bakar  sebesar 0,0010  persen dan kipas angin sebesar 0,0008 persen, katanya.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah, emas perhiasan sebesar 0,0114 persen, baju muslim wanita 0,0091 persen, dan sandal kulit pria 0,0089 persen.

Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya sandal kulit wanita sebesar 0,0033 persen, baju kaos/t-shirt pria sebesar 0,0016 persen dan sepatu anak sebesar 0,0005 persen.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 27 komoditas di antaranya  mengalami koreksi harga.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya adalah ongkos bidan 0,0116 persen, sabun mandi  0,0116 persen, dan tarip gunting rambut pria sebesar 0,0066 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu shampo 0,0005 persen, dan bedak dengan andil 0,0005 persen
Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil inflasi sebesar 0,0013 persen.

Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada bulan ini adalah bimbingan belajar dengan andil 0,0043 persen dan buku tulis bergaris sebesar 0,0035 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah  PC/ Desktop  yaitu  sebesar 0,0078 persen dan VCD/DVD Player sebesar 0,0004 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah tarif angkutan antar kota dengan andil sebesar 0,1168 persen, disusul kemudian oleh tarif angkutan udara 0,0432 persen dan tarif pulsa ponsel dengan andil 0,0061 persen, katanya.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017