Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Herman Suryatman menyatakan ada tiga wilayah yang terdampak cukup parah akibat gempa bumi di penghujung tahun 2023 di daerah itu, yakni Tegalsari, Cipamengpeuk, dan Babakan Bukit.
Herman juga mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, terdapat 14 desa di wilayah Sumedang yang terdampak gempa bumi dengan 84 unit rumah rusak ringan hingga berat. Ada juga korban luka-luka tertimpa bangunan, namun tidak ada korban jiwa.
"Tim sudah diturunkan ke lapangan dari BPBD, BMKG, dan pemda untuk asesmen, mendata kerusakan di lapangan. Sementara ini sudah terkendali, hanya beberapa warga terluka," kata Herman dalam keterangan di Bandung, Senin.
Baca juga: Ratusan pasien RSUD Sumedang dievakuasi sementara akibat gempa
Herman menuturkan dirinya juga menerima laporan bahwa dua rumah sakit ikut terdampak, yakni RSUD Sumedang dan RS Pakuwon dengan pasien sempat dievakuasi ke luar rumah sakit dan dirawat di tenda darurat.
"Saat kejadian di RSUD Sumedang terdapat 248 pasien rawat inap dan 83 pasien UGD. Bagian yang terdata rusak adalah paviliun dan ruangan VIP. Pasien saat ini aman dan disiapkan tenda darurat," ujar Herman.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno meluruskan kabar bohong yang menyebut perihal akan adanya gempa bumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Dia menegaskan bahwa kabar gempa susulan itu adalah informasi yang tidak benar dan dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi.
Baca juga: Dampak gempa M4,8, puluhan rumah di Sumedang rusak
Oleh sebab itu, Atang meminta kepada seluruh masyarakat Sumedang dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap waspada, serta hanya memperbarui informasi terkait gempa bumi dan potensi bencana lainnya dari instansi pemerintah seperti BMKG, BNPB, BPBD dan Badan Geologi.
"Tidak ada seorang ahli pun yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa bumi termasuk gempa susulan. Kalau ada yang mengatakan bahwa nanti akan terjadi gempa bumi susulan itu adalah hoaks," ucap Atang.
Diketahui, pada periode pergantian tahun terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang yakni berkekuatan magnitudo 4.1 pada pukul 14.35 WIB, magnitudo 3.4 pada pukul 15.38 WIB dan magnitudo 4.8 pada pukul 20.34 WIB.
Baca juga: Gempa Sumedang sebabkan keretakan di terowongan Tol Cisumdawu
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Herman juga mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, terdapat 14 desa di wilayah Sumedang yang terdampak gempa bumi dengan 84 unit rumah rusak ringan hingga berat. Ada juga korban luka-luka tertimpa bangunan, namun tidak ada korban jiwa.
"Tim sudah diturunkan ke lapangan dari BPBD, BMKG, dan pemda untuk asesmen, mendata kerusakan di lapangan. Sementara ini sudah terkendali, hanya beberapa warga terluka," kata Herman dalam keterangan di Bandung, Senin.
Baca juga: Ratusan pasien RSUD Sumedang dievakuasi sementara akibat gempa
Herman menuturkan dirinya juga menerima laporan bahwa dua rumah sakit ikut terdampak, yakni RSUD Sumedang dan RS Pakuwon dengan pasien sempat dievakuasi ke luar rumah sakit dan dirawat di tenda darurat.
"Saat kejadian di RSUD Sumedang terdapat 248 pasien rawat inap dan 83 pasien UGD. Bagian yang terdata rusak adalah paviliun dan ruangan VIP. Pasien saat ini aman dan disiapkan tenda darurat," ujar Herman.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno meluruskan kabar bohong yang menyebut perihal akan adanya gempa bumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Dia menegaskan bahwa kabar gempa susulan itu adalah informasi yang tidak benar dan dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi.
Baca juga: Dampak gempa M4,8, puluhan rumah di Sumedang rusak
Oleh sebab itu, Atang meminta kepada seluruh masyarakat Sumedang dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap waspada, serta hanya memperbarui informasi terkait gempa bumi dan potensi bencana lainnya dari instansi pemerintah seperti BMKG, BNPB, BPBD dan Badan Geologi.
"Tidak ada seorang ahli pun yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa bumi termasuk gempa susulan. Kalau ada yang mengatakan bahwa nanti akan terjadi gempa bumi susulan itu adalah hoaks," ucap Atang.
Diketahui, pada periode pergantian tahun terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang yakni berkekuatan magnitudo 4.1 pada pukul 14.35 WIB, magnitudo 3.4 pada pukul 15.38 WIB dan magnitudo 4.8 pada pukul 20.34 WIB.
Baca juga: Gempa Sumedang sebabkan keretakan di terowongan Tol Cisumdawu
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024