Lebak (Antara News) - Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lebak menggelar pesantren kilat kebangsaan selama Ramadhan guna menumbuhkan jiwa cinta Tanah Air, Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi negara.

"Kita sebagai negara  besar tentu harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 45 untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Ketua Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lebak, Ade Bujhaerimi di Lebak, Senin.

Selama ini, pihaknya merasa prihatin melihat bangsa ini dengan adanya kelompok tertentu yang ingin mengubah Pancasila dan UUD 45.

Selain itu juga merebaknya kasus terorisme dan radikalisme  yang memecahbelah persatuan serta kesatuan bangsa.

Bahkan, belum lama ini kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta hingga menewaskan anggota kepolisian dan puluhan warga sipil mengalami luka-luka.

Karena itu, pihaknya terpanggil untuk menyelengarakan pesantren kilat (sanlat) kebangsaan agar mencegah perbuatan terkutuk tersebut.

Apalagi, ajaran Islam merupakan agama "Rahmatan Lil Alamin" yang melindungi kaum minoritas juga mencintai kedamaian dan toleransi.

"Kami berharap melalui sanlat kebangsaan dapat meningkatkan cinta terhadap NKRT dan ideologi negara," katanya.

Menurut dia, pelaksanaan sanlat kebangsaan diselenggarakan di 28 kecamatan secara bertahap.

Namun, saat ini beberapa kecamatan yang sudah diselenggarakan sanlat di antaranya Kecamatan Cikulur, Cipanas, Maja, Cimarga dan Lebak Gedong.

Kehadiran sanlat itu untuk memperkuat bangsa ini semakin kuat juga  mencintai Tanah Air.

Selain itu juga mengatasi gerakan-gerakan radikal, intoleran, anti Pancasila di kalangan generasi muda.

"Kami berharap melalui sanlat itu bisa memperkuat keutuhan NKRI dan Pancasila serta UUD 45," katanya.

Ade menjelaskan, peserta sanlat kebangsaan terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa dan santri pondok pesantren.

Sedangkan, materi yang disampaikan oleh camat, TNI, Polri dan tokoh NU dan masyarakat.

Disamping itu juga mengundang akademisi yang memiliki kompetensi kontek kebangsaan.

Materi sanlat kebangsaan itu pentingnya Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dan pertahanan NKRI.

Selain itu juga pentingnya menghargai perbedaan atau toleransi dan ancaman bahaya paham radikal.

"Kami menyampaikan materi "Ahlus Sunnah wa al-Jamaah" (Aswaja) al-Nahdhiyyah atau ke-NU-an agar peserta memahami peran NU bagi NKRI ini," ujarnya.

Ia mengaharapkan, kegiatan sanlat untuk membangkitkan nilai-nilai Pacasila juga cinta  tanah air,
Selain itu juga membangkitkan rasa kepedulian masa depan NKRI di kalangan generasi muda, sehingga bisa mengikis potensi munculnya radikalisme.

"Kami akan mengoptimalkan sanlat kebangsaan itu guna melahirkan generasi bangsa yang cinta terhadap NKRI, Pancasila dan UUD 45," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017