Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten diminta mengembangkan produk pertanian organik atau tanpa menggunakan pupuk kimia, karena dinilai menguntungkan dan banyaknya permintaan masyarakat.
 
"Sekarang, tren masyarakat sangat mencintai produk pertanian organik," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu.
 
Selama ini, petani di Kabupaten Lebak menggeluti pertanian organik pangan, sayuran maupun palawija masih relatif kecil dengan alasan produksi dan produktivitas tidak maksimal serta berdampak terhadap pendapatan ekonomi mereka.

Baca juga: Petani Lebak mulai kembangkan beras ungu organik
 
Padahal, lanjut dia, usaha pertanian organik sangat menguntungkan karena permintaan pasar cenderung tinggi dibandingkan non organik.
 
Oleh karena itu, pihaknya berharap petani di 28 kecamatan dapat mengembangkan pertanian organik dan bisa dipasarkan melalui media sosial secara online.
 
"Kita mengapresiasi beberapa petani yang mengembangkan pertanian organik bisa hidup sejahtera," katanya menjelaskan.
 
Deni Iskandar mengaku bangga pada petani yang tergabung kelompok tani Sri Jaya Mulya Wangunjaya Cigemblong, Kabupaten Lebak karena mampu mengembangkan pertanian pangan organik beras ungu di lahan seluas 10 hektare.
 
Mereka memproduksi beras ungu organik itu dengan masa panen selama 6 bulan dengan menggunakan benih varietas lokal dan bahkan sudah mendapatkan Sertifikat Konversi Organik dari Kementerian Pertanian.
 
"Kami menerima informasi dari petani yang mengembangkan produk organik bisa menguntungkan cukup besar," katanya menjelaskan.

Baca juga: Produksi beras Lebak Januari-November surplus 189.663 ton
 
Muhdi (40) seorang petani Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya mengembangkan beras ungu organik karena permintaan masyarakat cenderung meningkat sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi keluarga.
 
Produksi beras ungu organik manfaat untuk kesehatan cukup besar, terutama cocok bagi penderita diabetes mellitus.
 
"Kami menjual beras ungu organik secara online dengan ukuran 900 gram dijual Rp25 ribu per kemasan dan bisa menghasilkan pendapatan Rp20 juta per bulan," katanya menjelaskan.

Baca juga: Harga gabah kering di Lebak tembus Rp8.200 per kilogram
 
Sementara itu, Dede (60) petani Warunggunung Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sudah dua tahun terakhir ini mengembangkan produk pertanian sayuran organik dan permintaan cukup banyak, terutama kalangan ibu-ibu.

Para konsumen datang langsung ke Blok Kanaga Warunggunung untuk membeli produk sayuran organik, seperti kacang panjang, terung, ketimun, paria dan daun kangkung.
 
"Kami mengembangkan pertanian sayuran organik dengan pupuk kompos jerami juga kotoran ternak dan produksinya cukup menguntungkan hingga satu musim panen bisa menguntungkan puluhan juta rupiah," kata petani yang menanam sayuran di lahan seluas 2 hektare itu.

Baca juga: 13.876 keluarga risiko stunting di Lebak terima telur dan daging ayam

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023