Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengimbau masyarakat tidak panik terkait kasus mycoplasma pneumonia dan menyarankan melakukan vaksinasi influenza, COVID-19, dan juga patogen penyakit pernapasan lainnya.

"Masyarakat Kota Tangerang untuk tetap tenang dan jangan panik. Bisa melakukan langkah vaksinasi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni di Tangerang Selasa.

Selain itu, masyarakat juga diimbau memakai masker dengan benar serta menjaga jarak. Lalu, isolasi mandiri dan kunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala-gejala seperti kesukaran bernapas disertai demam.

"Segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala kesukaran bernapas untuk dapat dipastikan penyebabnya dan ditangani segera," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Pneumonia masih jadi pembunuh pertama pada anak

Selain itu, dr. Dini juga mengimbau masyarakat Kota Tangerang untuk tetap menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan ditambah dengan olahraga yang cukup sesuai kebutuhan sehingga dapat tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Lalu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga dengan cukup sesuai kebutuhan, konsumsi vitamin sesuai anjuran dan kebutuhan masing-masing.

"PHBS juga merupakan upaya agar kita dapat tetap sehat dan bugar. Mudah-mudahan, penyakit pneumonia ini tidak sampai ke Indonesia khususnya Kota Tangerang," katanya.

Sehari sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah menyiapkan jejaring laboratorium untuk keperluan diagnosa gejala mycoplasma pneumonia yang terjadi di Indonesia.
 
"Kita siapin jaringan laboratoriumnya supaya bisa dites," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Jakarta.

Baca juga: Semua orang miliki risiko terkena pneumonia dianjurkan vaksin
 
Budi mengatakan mycoplasma pneumonia atau bakteri atipikal yang menyebabkan infeksi paru-paru itu bukan merupakan jenis penyakit baru.
 
Namun, penyakit itu sudah lama tidak pernah diukur tingkat penyebarannya di tengah masyarakat, katanya.
 
Untuk itu, Kemenkes berupaya melengkapi jejaring laboratorium pendeteksi mycoplasma pneumonia dengan pereaksi kimia atau reagen sebagai alat deteksi awal gejala mycoplasma pneumonia.
 
Kementerian Kesehatan telah melakukan sejumlah upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia, salah satunya dengan menerbitkan Surat Edaran No. PM.03.01/C/4732/2023 tentang kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Baca juga: Cegah pneumonia, Dinkes Lebak ajak warga budayakan PHBS

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023