Tangerang, (Antara News) - Mahasiswa di Kabupaten Tangerang, Banten, menyesalkan sejumlah obyek wisata bahari tidak dikelola secara profesional oleh pemerintah setempat, padahal memiliki potensi besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Contohnya obyek wisata Tanjung Kait di Kecamatan Mauk dikelola secara swadaya oleh warga," kata Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Pantura Tangerang Ahmad Satibi di Tangerang, Jumat.
Ahmad mengatakan pemerintah kurang serius mengarap obyek wisata bahari sehingga pengunjung tidak betah mendatangi kawasan itu.
Padahal semua obyek wisata bahari mulai dari Pulau Cangkir di Kecamatan Kronjo, Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga maupun di Tanjung Kait memiliki pesona tersendiri.
Sarana dan prasarana pendukung belum memadai seperti areal parkir, kawasan penghijauan, toilet maupun tempat ibadah dalam kondisi seadanya.
Untuk membuat obyek wisata profesional, katanya, tentu perlu dana dan diajukan ke DPRD setempat untuk dapat disetujui.
"Bila perlu cari pengusaha yang bersedia menanamkan investasi di bidang pariwisata agar pantai utara daerah ini memiliki daya tarik tersendiri," katanya.
Para pengunjung merasakan ada kebosanan bila mendatangi obyek wisata bahari di daerah ini karena hanya dikelola seadanya.
"Tidak ada perubahan singnifikan sejak 10 tahun terakhir, apalagi penambahan sarana maupun prasana pendukung," katanya.
Menurut dia, bila obyek wisata itu digarap serius niscaya mendatangkan PAD, hal itu banyak dilakukan oleh daerah lain.
Bahkan roda perekonomian setempat meningkat dengan penjualan aneka kerajinan, jika obyek wisata itu dikelola secara maksimal.
Sementara itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pihaknya berencana membangun wisata halal di Tanjung Kait, Tanjung Pasir maupun di Danau Biru, Kecamatan Solear.
Ahmed menambahkan, wisata halal itu merupakan penunjukan dari Pemprov Banten, maka untuk daerah ini akan dikembangkan tiga obyek wisata pada tahap awal.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017