Anggota Badan Pekerja Anies-Muhaimin (Baja AMIN) Willy Aditya menyatakan figur Anies Baswedan perlu mendapatkan dukungan dari elemen intelektual di Indonesia.
"Orang berprestasi harus dibantu. Memang seperti itu, harus saling mendukung untuk kebaikan bangsa dan negara," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Penegasan itu disampaikan Willy saat menghadiri diskus, yang digelar salah satu simpul relawan Barisan Perubahan Anies-Muhaimin (BARA AMIN) di Surabaya, Jawa Timur. Diskusi bertajuk ‘Kenapa harus AMIN?', membicarakan kondisi politik jelang Pemilu 2024.
Baca juga: Cak Imin incar keunggulan pasangan AMIN di tiga provinsi
Willy mengatakan NasDem dan Relawan BARA AMIN memiliki kesamaan pemahaman bahwa ruang diskusi jelang Pemilu 2024 harus diperbanyak.
"Diskusi kepemimpinan nasional dengan gagasan yang sehat. Prinsipnya adalah bagaimana kontestasi 2024, bisa kaya dengan pertarungan gagasan antara calon pemimpin bangsa," pesan Ketua DPP NasDem itu.
Masyarakat, katanya, perlu melihat rekam jejak para calon presiden. Sejauh mana kehadiran mereka di ruang publik dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
Diskusi itu dihadiri para mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra-kampus, di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).
Baca juga: Anies sebut untuk lakukan perubahan perlu kekuatan spiritual dan semangat
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Nasional BARA AMIN TM Farhan Algifari menyatakan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah sangat memenuhi unsur untuk disebut pemimpin berkualitas. Ia menyebut bahwa kondisi bangsa di era saat ini sangat stagnan dan memerlukan perubahan yang menyeluruh di berbagai sektor.
"Jika kita disebut orang sebagai kelompok intoleran. Ya, kita memang intoleran terhadap ketiadaan integritas dari pemimpin bangsa, kita intoleran terhadap kejumudan dan nepotisme yang dipertontonkan secara nyata, kita intoleran terhadap penegakan hukum yang absurd," jelasnya.
Ia menyinggung bahwa mengusung kepemimpinan nasional harus berbasis gagasan dan tidak terjebak dengan pola usung mengusung dalam gaya partisan normatif.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima pendaftaran tiga pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Sultan HB X sebut pemilu bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Orang berprestasi harus dibantu. Memang seperti itu, harus saling mendukung untuk kebaikan bangsa dan negara," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Penegasan itu disampaikan Willy saat menghadiri diskus, yang digelar salah satu simpul relawan Barisan Perubahan Anies-Muhaimin (BARA AMIN) di Surabaya, Jawa Timur. Diskusi bertajuk ‘Kenapa harus AMIN?', membicarakan kondisi politik jelang Pemilu 2024.
Baca juga: Cak Imin incar keunggulan pasangan AMIN di tiga provinsi
Willy mengatakan NasDem dan Relawan BARA AMIN memiliki kesamaan pemahaman bahwa ruang diskusi jelang Pemilu 2024 harus diperbanyak.
"Diskusi kepemimpinan nasional dengan gagasan yang sehat. Prinsipnya adalah bagaimana kontestasi 2024, bisa kaya dengan pertarungan gagasan antara calon pemimpin bangsa," pesan Ketua DPP NasDem itu.
Masyarakat, katanya, perlu melihat rekam jejak para calon presiden. Sejauh mana kehadiran mereka di ruang publik dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
Diskusi itu dihadiri para mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra-kampus, di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).
Baca juga: Anies sebut untuk lakukan perubahan perlu kekuatan spiritual dan semangat
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Nasional BARA AMIN TM Farhan Algifari menyatakan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah sangat memenuhi unsur untuk disebut pemimpin berkualitas. Ia menyebut bahwa kondisi bangsa di era saat ini sangat stagnan dan memerlukan perubahan yang menyeluruh di berbagai sektor.
"Jika kita disebut orang sebagai kelompok intoleran. Ya, kita memang intoleran terhadap ketiadaan integritas dari pemimpin bangsa, kita intoleran terhadap kejumudan dan nepotisme yang dipertontonkan secara nyata, kita intoleran terhadap penegakan hukum yang absurd," jelasnya.
Ia menyinggung bahwa mengusung kepemimpinan nasional harus berbasis gagasan dan tidak terjebak dengan pola usung mengusung dalam gaya partisan normatif.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima pendaftaran tiga pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Sultan HB X sebut pemilu bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023