Dinas Pendidikan (Disdik) bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Puspaga yang melibatkan tenaga psikolog, melakukan deteksi dini aksi perundungan dari satu sekolah ke sekolah lainnya.

"Jadi kita lakukan deteksi dengan memberikan pembinaan kepada siswa dan juga orang tua agar bisa sama-sama ikut mengawasi dan memberikan pemahaman," kata Kepala Disdik Kota Tangerang Jamaluddin di Tangerang Rabu.

Selain itu pihaknya menggandeng kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, hingga praktisi psikologis, dalam memberikan sosialisasi pencegahan perundungan di sekolah.

"Ini adalah upaya preventif atau pencegahan yang kami lakukan. Apalagi aksi ini menjadi perhatian publik saat ini," ujarnya.

Baca juga: Budayakan hidup sehat, Kota Tangerang gelar "World Walking Day"

Kemudian pihaknya juga melibatkan peran serta orang tua untuk mengetahui perkembangan anak agar tidak terlepas dari pantauan. Hal ini agar ketika ada masalah dapat segera diselesaikan, katanya.

Pemkot Tangerang juga memperkuat penerapan sekolah ramah anak dengan standar yang harus dipenuhi yaitu proses belajar serta sarana dan prasarana sekolah yang ramah anak.

Sekolah ramah anak merupakan sekolah yang mampu memberikan pemenuhan hak dan perlindungan anak. Namun implementasi sekolah ramah anak tidak bisa berjalan sendiri. "Perlu adanya peran partisipasi seluruh warga sekolah, lingkungan sekolah dan juga rumah. Ini yang terus diperkuat," ujarnya.

Ia pun mengimbau dalam pencegahan perundungan juga diperlukan peran aktif orangtua siswa memantau perkembangan anak di rumah. "Mulai dari awasi penggunaan media sosial hingga pergaulan di lingkungan sekitar rumah," pungkas Jamaluddin.

Baca juga: 1.218 sapi di Kota Tangerang sudah divaksinasi PMK

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023