Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengoptimalkan pelacakan kasus tuberkulosis (TBC) guna memberikan pengobatan secara rutin selama enam bulan tanpa putus.
"Tahun ini cukup tinggi penemuan kasus TBC," kata Staf Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Bayu Teja Muliawan saat penyerahan program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) kepada masyarakat Badui di Lapangan Binong Kabupaten Lebak, Selasa.
Apa yang dilakukan Kemenkes adalah memutuskan mata rantai penyebaran. Karena itu, pihaknya bersama petugas kesehatan mulai dari puskesmas hingga dinas kesehatan kabupaten dan provinsi, relawan kesehatan juga stakeholder terus melakukan pelacakan kasus TBC.
Selain itu Kemenkes juga mempersiapkan peralatan deteksi untuk pelacakan kasus TBC. Begitu juga dengan penyediaan obat-obatan di setiap puskesmas maupun fasilitas kesehatan untuk penanganan TBC.
Baca juga: Kota Tangerang miliki 10 laboratorium rujukan penanganan Tuberkulosis
Penderita TBC bisa langsung mengambil obat di puskesmas maupun fasilitas kesehatan secara gratis. Namun, mereka wajib meminum obat selama enam bulan tanpa putus.
Baca juga: Kota Tangerang miliki 10 laboratorium rujukan penanganan Tuberkulosis
Penderita TBC bisa langsung mengambil obat di puskesmas maupun fasilitas kesehatan secara gratis. Namun, mereka wajib meminum obat selama enam bulan tanpa putus.
Sebab, kata dia, kasus TBC bisa disembuhkan dengan mematuhi minum obat selama enam bulan itu.
Dengan demikian, Kemenkes juga petugas kesehatan, kader kesehatan maupun keluarga sendiri mengawasi dan memantau penderita TBC agar patuh minum obat selama enam bulan tanpa putus.
"Kami meyakini penyakit TBC bisa sembuh total jika mereka patuh minum obat selama enam bulan itu," katanya menjelaskan.
Berdasarkan data Kemenkes jumlah penderita TBC dengan estimasi sebanyak 969.000 dan hasil pelacakan 700.000.
"Kami optimistis Indonesia bisa segera terbebas dari TBC jika semua pelacakan kasus ditemukan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Penderita TBC di Tangerang meningkat dan serang usia produktif
Baca juga: Penderita TBC di Tangerang meningkat dan serang usia produktif
Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat mengatakan pihaknya belum lama ini melakukan skrining atau penapisan TBC di pemukiman Badui yakni pada 200 orang.
Pelaksanaan penapisan TBC bekerja sama dengan Paguyuban Warga Banten (Puwnten), PT Krakatau Sarana Industri (KSI) dan RS Andalucia Serang.
Penapisan dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien untuk menurunkan prevalensi dimana di masyarakat Badui cukup tinggi kasus penyakit TBC itu, sehingga perlu penanganan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Sebab, kata dia, jika tidak segera ditangani permasalahan penyakit TBC bisa menularkan kepada warga lainnya.
Penapisan dengan target 200 warga Badui dan sekitarnya itu terutama kepada warga yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC yang saat ini sedang didampingi organisasi itu.
"Jika pemeriksaan miskrokopis ditemukan bakteri tahan asam (BTA) pada sampel dahak maka ditindaklanjuti dengan pengobatan anti TBC (OAT) selama enam bulan," katanya.
Baca juga: Relawan gelar penapisan tuberkulosis di pemukiman Suku Badui Lebak
Baca juga: Relawan gelar penapisan tuberkulosis di pemukiman Suku Badui Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023