Jakarta (Antara News) - Ahli dibidang pembiayaan perumahan, Erica Soeroto optimistis BTN akan mampu memperluas layanan untuk tahun 2017 seiring dengan membaiknya kinerja keuagan bank yang banyak bergerak dalam pembiayaan perumahan tersebut.

"Saya berharap BTN lebih optimal lagi khususnya dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang selama ini belum memiliki rumah khususnya yang berpendapatan rendah," kata Erica di Jakarta, Rabu.

Erica mengatakan, kalau melihat rasio pembiayaan rumah dibandingkan GDP, posisi Indonesia sebenarnya masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga, serta sebagian besar masih tersalurkan untuk KPR menengah atas.

Rasio pembiayaan rumah Indonesia per 2015 masih 5,5 persen, bandingkan dengan negara tetangga Malaysia 37,8 persen, Korea Selatan 25,8 persen, dan Thailand 22,3 persen. Posisi Indonesia masih di atas Philipina 3,3 persen, jelas Erica.

Erica berpandangan belum banyaknya perbankan di Indonesia yang masuk KPR bersubsidi karena masih tingginya tingkat bunga kredit meskipun secara bertahap terus menurun, saat ini baru Bank BTN yang memberikan kontribusi besar terhadap KPR bersubsidi.

Erica berharap BTN dapat terus menekan  rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan operasional (BOPO) untuk menjamin tersedianya bunga KPR yang terjangkau bagi masyarakat.

Terkait hal tersebut Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengatakan telah berhasil menekan BOPO dari 84 persen tahun 2015 menjadi 82 persen pada tahun 2016, serta efisiensi tersebut akan terus dilaksanakan di tahun 2017.

Maryono juga menyampaikan kredit yang disalurkan juga mengalami kenaikan dari Rp127 triliun tahun 2015 menjadi Rp150 triliun tahun 2016.Sebagian besar kredit yang disalurkan tersebut ditujukan untuk perumahan terutama untuk mendukung program sejuta rumah yang digulirkan pemerintah.

BTN juga ikut membiayai rumah bagi pekerja terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti di Karawang, Tangerang, Serang, Palembang, Semarang, dan Surabaya. 

Terkait dukungan terhadap rumah pekerja, Direktur BTN, Mansyur S. Nasution menjelaskan merupakan kerjasama dengan kalangan industri dan BPJS Ketenagakerjaan yang dijalankan sejak tahun 2006.

"Kalau dulu kita pernah mengenal  Program Perumahan Bagi Peserta Jamsostek melalui Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat Jamsostek (KPRSHJ), Kredit Pemilikan Rumah Jamsostek (KPRJ), Kredit Kontruksi Jamsostek (KKJ). Tahun 2008 kerjasama tersebut berubah menjadi Pinjaman Uang Muka (PUMP-KB)," jelas dia. 

Lebih lanjut Mansyur menegaskan, Bank BTN berkomitmen untuk mempertahankan market share pada pembiayaan di sektor perumahan rakyat,  khususnya kelas menengah ke bawah, serta meningkatkan porsi pembiayaan perumahan kelas menengah atas. 

Hal ini didasari oleh pentingnya posisi perseroan  sebagai bank milik negara yang fokus dalam pembiayaan perumahan (housing bank) bagi masyarakat. Bank BTN tetap akan fokus sebagai housing bank yang memberikan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat Indonesia, kata Mansyur.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017