Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengembangkan Kurikulum Merdeka guna meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik untuk menghadapi era globalisasi yang dituntut kemandirian dan memiliki kompetensi bidang ketrampilan.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Ibnu Wahidin, Senin, di Lebak mengatakan jumlah SMPN yang ada sebanyak 222 unit, namun 122 unit yang mengembangkan Kurikulum Merdeka.
Sedangkan, sisanya 100 unit dalam proses pengusulan ke Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Banten.
Dari 222 unit sekolah itu, di antaranya yang sudah masuk SMPN Penggerak sebanyak 46 unit. Karena itu, pihaknya menargetkan tahun ini semua sekolah di tingkat SMPN sudah mengembangkan Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Komoditi kelapa jadi andalan ekonomi petani Lebak
Baca juga: Komoditi kelapa jadi andalan ekonomi petani Lebak
"Kami optimistis Kurikulum Merdeka itu dipastikan mampu mendorong peserta didik memiliki kualitas kompetensi ketrampilan dan kemandirian," kata Ibnu.
Menurut dia, pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) itu terbagi tiga antara lain IKM Belajar, IKM Berubah dan IKM Berbagi.
Pengembangan Kurikulum Merdeka itu, kata dia, tentu dilakukan secara bertahap dan melibatkan BPMP Provinsi Banten, sebab tenaga pengajar di sekolah itu wajib mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) dan penguatan lainnya untuk menguasai tiga IKM tersebut.
Selain itu juga proses pembelajaran Kurikulum Merdeka begitu mudah dan simpel, karena dititikberatkan peserta didik sebagai subyek, sehingga tenaga pengajar hanya mengarahkan sesuai minat dan bakat siswa.
"Kami mengapresiasi pengembangan Kurikulum Merdeka sudah dua tahun terakhir ini banyak melahirkan siswa berprestasi di bidang akademik dan kompetensi ketrampilan siswa," katanya.
Baca juga: Waduk Karian di Lebak tumbuhkan sektor pariwisata
Baca juga: Waduk Karian di Lebak tumbuhkan sektor pariwisata
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Rangkasbitung Kabupaten Lebak Kiki Rukiman mengatakan pihaknya yang masuk sebagai sekolah penggerak mulai tahun 2022 pada kelas 7 dan 8 dan sudah diterapkan Kurikulum Merdeka.
Siswa sebanyak 1.009 orang dan 40 guru itu mengikuti proses pembelajaran cukup menyenangkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
Bahkan, katanya, peserta didik sudah mampu memproduksi pupuk organik dari dedaunan pohon yang ada di lingkungan sekolah setempat.
Produksi pupuk kompos itu kini dijual ke masyarakat untuk penyuburan tanaman kembang maupun tanaman lainnya.
"Kami merasa senang dengan pola pembelajaran kurikulum merdeka," pungkas Kiki Rukiman.
Baca juga: MUI Lebak dukung polri berantas judi online dan pelaku promosi
Baca juga: MUI Lebak dukung polri berantas judi online dan pelaku promosi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023