Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten melibatkan kalangan remaja untuk menangani pencegahan stunting atau anak yang mengalami gagal tumbuh akibat kurang asupan gizi di daerah tersebut.
 
Sekretaris Koordinator Penanganan Stunting, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, Kamis, mengatakan pihaknya memberikan perhatian serius terhadap kalangan remaja pada generasi berencana (genre) sehingga dapat mencegah prevalensi stunting.
 
Selama ini, penanganan pencegahan stunting dinilai lebih efektif melibatkan kalangan remaja.
 
Pemerintah daerah kini menggandeng kalangan remaja melalui genre untuk menangani pencegahan stunting, sehingga bisa menyampaikan kepada forum - forum remaja yang ada di masyarakat maupun sekolah dan perguruan tinggi.

Baca juga: Dinkes Tangerang salurkan alat deteksi stunting ke 1.092 posyandu
 
Sebab, kata dia, pencegahan stunting itu tentu berawal dari kalangan remaja sebelum membangun rumah tangga.
 
Karena itu, perlu mendapatkan edukasi yang positif para kalangan remaja untuk kemandirian rumah tangga sehingga dapat mencegah stunting.
 
Dengan melibatkan kalangan remaja, ia mengharapkan, bisa timbul kesadaran menjaga diri sehingga tidak hamil di luar nikah atau melakukan pernikahan dini.
 
Sebab, jika hal itu dilakukan tentu sangat berpotensi menimbulkan anak stunting.
 
Ia juga menjelaskan, anak-anak yang mengalami stunting ketika menginjak usia dewasa akan mengalami keterlambatan berpikir juga mudah terkena penyakit darah tinggi, jantung dan diabetes.

Ia mengatakan, kalangan remaja harus mencegah penanganan stunting dengan tidak menikah pada usia dini dan menikah untuk perempuan usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun juga sebelum menikah memiliki pekerjaan sehingga mampu memenuhi ekonomi keluarga.

Baca juga: Harganas jadi momentum turunkan angka stunting di Tangerang

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023