Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Banten, membentuk tim pemantapan gerakan bersama menuju eliminasi (ransel) tuberkulosis (TBC) dalam upaya mewujudkan sekolah peduli TBC.

"Perlu kolaborasi berbagai pihak dengan membentuk tim pemantapan program ransel TBC dalam upaya mewujudkan sekolah peduli TBC dan penanggulangan TBC anak di Kota Tangerang," kata Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni pada Rapat Koordinasi Pembentukan Tim Pemantapan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi (Ransel) Tuberkulosis (TBC) pada Anak, di Kota Tangerang, Senin.

Ia mengatakan, di Kota Tangerang kasus TBC yang ditemukan dan diobati sudah 92 persen berhasil sembuh. Hal ini juga berkat peran Kader Asmara TBC dalam menemukan dan mendampingi minum obat pasien TBC di wilayah ini.

"Pembentukan tim tersebut agar kurikulum dalam upaya penanggulangan TBC bisa tepat sasaran, sehingga kami juga mengundang Dinas Pendidikan dan Kemenag untuk menyasar sekolah dan pesantren," katanya.

Baca juga: Dinkes Kota Tangerang latih kader temukan kasus TBC lebih cepat

Sementara itu, tim pemantapan program ransel TBC anak di Kota Tangerang terdiri atas OPD terkait, praktisi terkait, komunitas, dan lintas sektor/program.

"Diharapkan dapat membentuk kurikulum dalam upaya penanggulangan TBC di sekolah bagi guru UKS dan siswa SMP, juga penguatan kapasitas Kader Asmara TBC terkait standarisasi tata laksana TBC anak serta penyusunan media edukasi TBC anak," katanya.

Ketua Komite Ahli TBC Indonesia Prof Sudijanto Kamso mengatakan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi (Ransel) Tuberkulosis (TBC) yang digagas Dinkes Kota Tangerang sangat inovatif karena cepat menemukan kasus terduga di sekolah.

"Inovasi Ransel TBC pada anak ini sangat baik dilakukan agar dapat semakin cepat menemukan kasus terduga TBC di lingkungan sekolah. Apalagi Kota Tangerang dalam penanggulangan TBC di level nasional bisa menjadi contoh bagi kota/kabupaten lainnya," katanya.

Ia mengatakan upaya yang sudah berjalan saat ini harus dapat dipertahankan. Tentunya juga harus semakin ditingkatkan, dimulai dari kolaborasi antara stakeholder terkait, kader-kader, puskesmas maupun klinik dan rumah sakit.

"Fungsi rujukan harus berjalan dengan baik, mulai dari fasilitas tingkat pertama ke tingkat rumah sakit, agar semakin cepat upaya pemerintah dalam menangani kasus TBC di Kota Tangerang," pungkas Sudijanto Kamso.
 
Baca juga: Satgas sosialisasikan larangan bakar sampah ke pedagang
Baca juga: Dinkes Tangerang salurkan alat deteksi stunting ke 1.092 posyandu

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023