Lebak (Antara News) - Produksi komoditas perkebunan rakyat di Kabupaten Lebak, Banten, pada 2016 meningkat hingga mencapai 38.200 ton dari sebelumnya 31.610 ton.

"Meningkatnya produksi komoditas perkebunan rakyat itu, karena bantuan benih dari pemerintah kini mulai panen," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Kosim Ansori di Lebak, Selasa.

Pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas produksi komoditas perkebunan rakyat karena permintaan pasar cukup tinggi.

Bahkan, beberapa komoditas perkebunan rakyat diekspor ke luar negeri, seperti kakao, kelapa sawit, karet dan cengkih.

Karena itu, pihaknya mendorong petani mengembangkan budidaya komoditas perkebunan guna mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat.

Selain itu juga menciptakan lapangan pekerjaan agar dapat mengatasi kemiskinan.

Pengembangan perkebunan rakyat itu antara lain jenis karet, kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, vanili, kapol, jarak, jambu mete, aren dan kopi.

"Kami mencatat 15 komoditas perkebunan rakyat yang berkembang di masyarakat," katanya.

Menurut dia, produksi komoditas perkebunan rakyat tahun ini meningkat hingga mencapai 38.200 ton dari sebelumnya 31.610 ton dengan lahan seluas 55.326 hektar di 28 kecamatan.

Produksi perkebunan rakyat terbesar yakni komoditas kelapa sebanyak 7.126 ton, karet 3.350 ton, kelapa sawit 3.298 ton, cengkeh 1.371 ton, kakao 733 ton, aren 723 ton, dan kopi robusta 260 ton.

Selama ini, produk perkebunan rakyat menjadikan andalan ekonomi masyarakat pedesaan sehingga memberikan sumbangan besar terhadap kesejahteraan.

Disamping itu juga dapat memutus mata rantai kemiskinan karena menyerap lapangan pekerjaan lokal mencapai 98.113 orang dengan penghasilan rata-rata Rp75 ribu/hari.

"Kami berharap pengembangan perkebunan rakyat itu dapat mengatasi kemiskinan," kata Kosim.

Ia mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan pembinaan kepada petani melalui bantuan benih unggul untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.

Sebab, bantuan benih itu sangat diperlukan petani untuk perluasan dan peremajaan sehingga dapat mendongkrak produksi dan produktivitas komoditas perkebunan tersebut.

"Kami minta petani terus menggalakan pengembangan benih secara swadaya guna mendorong peningkatan kualitas benih dan memiliki sertifikasi," ujarnya.

Sementara itu, petani cengkeh di Kecamatan Cipanas  Kabupaten Lebak mengaku, saat ini produktivitas cengkih di daerah itu meningkat karena tiga tahun lalu dilakukan peremajaan.

"Kami memperluas tanaman cengkih hingga dua hektar karena harga di pasaran mencapai Rp90.000 per kilogram," kata Ujang (60) seorang petani warga Desa Cipanas Kabupaten Lebak.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016