Permukaan air Sungai Ciberang - Ciujung di Kabupaten Lebak, Banten, menyusut dari semula setinggi 51 cm pada Selasa (22/8) menjadi 0,40 cm pada Rabu menyusul hujan yang enggan turun.
 
"Kami memastikan penyusutan permukaan air terus terjadi sejak dua pekan terakhir ini, karena tidak ada hujan itu," kata seorang petugas pemantau Sungai Ciberang-Ciujung, Aat, di Rangkasbitung, Lebak, Banten,Rabu.
 
Penyusutan permukaan sungai tersebut akibat tidak ada curah hujan sehingga bisa mengalami kekeringan.
 
Bahkan, debit air Sungai Ciberang-Ciujung juga menurun dari sehari sebelumnya 0,43 meter per kubik per detik kini menjadi 0,36 meter per kubik per detik.

Baca juga: Petani Lebak mulai maksimalkan tanam sayuran
 
Saat ini, kata dia, Sungai Ciberang-Ciujung yang mengaliri dari sejumlah anak sungai di Kabupaten Lebak, termasuk Sungai Cisimeut dengan hulu di kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun (TNGHS) juga hutan lindung di Pegunungan Kendeng Badui mengalami penyusutan permukaan air.
 
Jadi, jika tidak hujan satu bulan ke depan dipastikan mengancam tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Sebab aliran Sungai Ciberang-Ciujung mengaliri areal pertanian milik masyarakat.
 
"Kami meyakini bila sungai itu terus terjadi penyusutan permukaan air maka bisa mengancam gagal panen," kata Aat menambahkan.

Baca juga: Pemkab Lebak penuhi makanan pendamping beras di tengah fenomena El Nino
 
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengatakan bahwa areal persawahan masyarakat seluas 20 hektare terancam kekeringan karena permukaan sungai Ciberang terjadi penyusutan permukaan air akibat tidak ada hujan itu.
 
"Kami berharap pemerintah daerah ke depan dan membuat embung untuk menampung air hujan , sehingga bisa digunakan untuk perairan sawah," kata Sarmudi (50) seorang petani Calungbungur Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.

Baca juga: Gusdurian Lebak: Yenny Wahid ideal dampingi Ganjar Pranowo
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023