Seorang ulama kharismatik yang gigih memberikan pengetahuan agama Islam melalui ceramah, diskusi, dialog, pengajian hingga dosen perguruan tinggi, KH Baijuri bin H Raliudin (66) wafat dan masyarakat Banten dipastikan kehilangan akan sosok itu.
 
"Kita tentu kehilangan KH Baijuri sebagai teman bekerja di Kementerian Agama, juga pengurus di MUI dan FKUB, besar jasanya untuk mengayomi umat di Banten. Kiai yang meninggal di RSUD Rangkasbitung, Selasa sore, pukul 17.30 WIB itu, meninggalkan tiga anak dan seorang istri," kata KH Ahmad Hudori di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu.
 
KH Baijuri salah satu pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng 08 di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten.
 
Selain itu juga menjabat Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lebak.

Baca juga: Ulama Lebak dukung keberadaan wisata religi Cikapas
 
Ribuan warga Banten melayat dan mensholatkan jenazah kiai lulusan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu di rumah duka, kediamannya selama ini, Kampung Muhara, Kecamatan Rangkasbitung.
 
Kiai tanpa kenal lelah meski kerapkali menderita sakit, tetap mengayomi umat dengan memberikan pengajian yang disampaikan itu mulai kajian tafsir Al Quran, fiqih, tauhid, tasawuf hingga ilmu membaca kitab gundul atau balagoh.
 
Bahkan, sosok KH Baijuri sangat cerdas dan luas wawasan keagamaannya, juga sebagai tempat bertanya tentang hukum-hukum agama Islam.
 
Sekarang, kata KH Ahmad Hudori, dirinya kehilangan sosok untuk bertanya setelah wafatnya kiai kharismatik itu.
 
Kiai yang pensiunan Kementerian Agama Kabupaten Lebak itu, sebelumnya tenaga pendidik di Madrasah Aliyah dan Perguruan Tinggi Wasilatul Fallah  Rangkasbitung.
 
Namun, setelah pensiun tetap mengabdikan diri untuk umat dengan memberikan pengajian - pengajian, ceramah, seminar, diskusi dihadiri baik masyarakat dan mahasiswa di Provinsi Banten.
 
Penyampaian pengajian dan ceramah KH Baijuri sangat menyejukkan dan selalu memberikan motivasi-motivasi terhadap umat untuk kemajuan bangsa dan negara.
 
Selain itu, juga menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman perbedaan keyakinan,suku, bahasa, budaya dan sosial.
 
Sebab, kata Ahmad Hudori, prinsipnya ajaran Islam itu bahagia hidup di dunia dan akhirat, sehingga perlu mengembangkan kebaikan dan kemaslahatan tanpa merusak maupun kebencian yang bisa memecah belah persatuan.
 
"Kita bersama KH Baijuri rutin melakukan dialog antaragama untuk membangun kedamaian dan keharmonisan sesama umat," kata Wakil FKUB Kabupaten Lebak itu.

Baca juga: Ulama Lebak apresiasi Polri tetapkan Panji Gumilang jadi tersangka
 
Begitu juga Mustopa (50), warga Kabupaten Lebak, mengaku kehilangan sosok KH Baijuri sebagai mufassirin yang begitu luas pengetahuannya dalam menerangkan makna atau maksud kandungan Al Quran.
 
Sebab, dirinya salah satu muridnya saat duduk di MA Wasfal Rangkasbitung begitu luar biasa dalam menyampaikan kandungan dan makna Al Quran.
 
Beliau menyampaikan kandungan Kitab Suci Al Quran cukup jelas dan masuk logika, seperti menerangkan surat Jumat, di mana dalam surat itu diwajibkan umat Islam bekerja keras,sebab jika tidak bekerja dipastikan akan kesulitan ekonomi.
 
Dan, jika kesulitan ekonomi tentu bisa mengancam keluarga kelaparan, sehingga bisa disamakan menganiaya dirinya sendiri atau dholim.
 
Karena itu, umat Islam harus bekerja keras untuk memenuhi ekonomi keluarga dengan cara halal, baik wujud materi barang maupun cara memperolehnya.
 
"Kami hingga sekarang bisa menerapkan kandungan ayat Al Quran dengan kerja keras hingga diterima sebagai PNS di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Lebak," katanya.
 
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan bahwa sosok KH Baijuri sebagai guru juga menyampaikan ceramah maupun pengajian bersifat membangun dan memotivasi untuk kemajuan.
 
"Kita tentu merasa kehilangan sosok kiai kharismatik itu," katanya saat melayat di rumah duka yang selama ini merupakan kediaman KH Baijuri.

Baca juga: Pj Gubernur Banten ajak ulama dan umaro untuk tingkatkan sinergi

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023