Serang (Antara News) - Provinsi Banten pada Agustus 2016 mengalami deflasi 0,05 persen akibat secara umum menurunnya harga barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat, yang tercermin dari angka indeks harga konsumen (IHK) yang turun dari 131,21 menjadi 131,13.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa, menjelaskan deflasi terjadi disebabkan dua dari sembilan kelompok pengeluaran yang ada mengalami penurunan indeks yang cukup berarti, yakni pada kelompok bahan makanan turun -0,37 persen; transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -0,93 persen. Sementara pada kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks.

Dari 417 jenis barang dan jasa yang disurvei di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui 226 komoditas mengalami perubahan harga. Sebanyak 137 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya 89 komoditas mengalami penurunan harga.

Kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi Banten secara berturut-turut adalah: kelompok bahan makanan sebesar -0,0886 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0291 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,0788 persen; sandang 0,0161 persen; kesehatan 0,0208 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0323 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,1339 persen.

Beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga cukup tinggi antara lain tomat buah, tarip angkutan antar kota, labu siam, gurame, cumi-cumi dan nangka muda. Sementara komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain cabe rawit, sepatu wanita, bola sepak, ikan kembung, kacang panjang dan melon.

Soebeno menyebutkian dari 109 komoditi yang ada pada kelompok bahan makanan, hampir semuanya mengalami koreksi harga (104 komoditi), koreksi harga negatif atau penurunan harga terjadi pada 59 komoditi, sedangkan 45 komoditi mengalami kenaikan  harga. Komoditi yang dominan memberikan andil deflasi cukup besar antara lain bawang putih sebesar -0,0351 persen, ikan bandeng -0,0284 persen, wortel -0,0216 persen, telur ayam ras -0,0146 persen dan tomat buah -0,0144 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan andil inflasi antara lain: cabe merah 0,0232 persen, ikan kembung 0,0198 persen, melon 0,0148 persen dan cabe rawit 0,0091 persen.

Pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yang dominan memberikan andil inflasi adalah bubur 0,0097 persen, air kemasan 0,0056 persen, rokok kretek 0,0045 persen, rokok kretek filter 0,0043 persen, dan rokok putih 0,0035 persen. Sementara komoditi yang memberikan andil deflasi terbesar adalah minuman ringan -0,0045 persen, dan  gula pasir -0,0018 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi 0,0788 persen, dimana kontribusi terbesar disumbangkan oleh kenaikan tarif listrik 0,0738 persen. Sementara komoditi yang memberi andil deflasi di antaranya adalah sabun detergen bubuk -0,0029 persen, semen -0,0007 persen dan sabun cream detergen - 0,0006 persen.  

Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah seragam sekolah anak 0,0050 persen, sepatu wanita  0,0043 persen dan sandal kulit pria 0,0034 persen. Sementara komoditi yang memberikan andil deflasi diantaranya adalah baju muslim wanita -0,0021, pampers -0,0013 persen dan pembalut wanita -0,0007 persen.  

Komoditi yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok kesehata di antaranya pasta gigi 0,0053 persen, sabun mandi 0,0044 persen, ongkos bidan 0,0031 persen dan obat dengan resep 0,0029 persen. Sementara komoditi yang memberikan andil deflasi terbesar adalah shampo sebesar -0,0011 persen..  

Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil 0,0323 persen. Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah tarip bimbingan belajar 0,0184 persen, tarip SD 0,0064 persen dan kursus bahasa asing 0,0023 persen.

Komoditi yang memberikan andil deflasi terbesar yaitu tarip angkutan antar kota -0,1203 persen dan  tarip pulsa ponsel  -0,0168 persen. Sementara itu, andil inflasi pada kelompok ini terbesar disumbangkan oleh tarip angkutan udara dengan andil sebesar 0,0024 persen. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016