Kebakaran di Kabupaten Lebak, Banten dari Januari sampai 21 Agustus tercatat 35 kasus dengan kerugian ditaksir mencapai Rp2,6 miliar serta dilaporkan seorang warga meninggal dunia.

"Sebagian besar kebakaran itu akibat arus pendek listrik mengalami korsleting," kata Kepala Badan Satuan Polisi dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Lebak Dartim di Lebak, Senin.

Kasus kebakaran di Kabupaten Lebak sering terjadi, terlebih saat ini memasuki musim kemarau. Masyarakat Lebak diminta meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan.

Dari 35 kasus kebakaran yang tercatat terdiri dari rumah, pondok pesantren, tempat ibadah, kios pasar hingga pengelolaan kelapa sawit.

Baca juga: Musim kemarau, Pemkab Lebak minta warga waspadai kebakaran

Pemerintah Kabupaten Lebak telah mengeluarkan peringatan dini bencana kebakaran. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran bahan yang mudah terbakar.

Selain itu juga masyarakat dapat mencegah terjadi kebakaran di pemukiman padat penduduk dengan melakukan pemeriksaan kabel aliran listrik sehingga tidak mengakibatkan korsleting arus pendek yang bisa memicu percikan api.

Begitu juga petani yang membuka ladang tidak melakukan pembakaran rerumputan kering serta tidak membuang puntung rokok ke semak-semak belukar, karena bisa menimbulkan kebakaran kawasan hutan.

Sementara itu, Sekretaris Desa Harjawana, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak Ahmad mengatakan kebakaran terjadi di wilayahnya, Sabtu (19/8) mengakibatkan pemilik rumah bernama Mad Yusuf (63) meninggal.

Korban tinggal sendiri di dalam rumah yang terbuat dari kayu, sehingga mudah terbakar.

Baca juga: Rokok disebut picu kebakaran hotel yang tewaskan tiga orang di Jaksel
Baca juga: Kerugian kebakaran kapal di Tegal tembus Rp150 miliar
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023