Serang (Antara News) - Nilai Tukar Petanian (NTP) Provinsi Banten pada Agustus 2016 turun sebesar 1,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya 101,32 menjadi 100,25.

"Penyebab turunnya NTP sebesar itu akibat penurunan Indeks Harga yang diterima petani (It) sebesar 1,03, sementara indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa.

Ia mengatakan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di empat kabupaten di Provinsi Banten, It menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Pada Agustus 2016, It Banten mengalami penurunan sebesar 1,03 persen dibanding It Juli, yaitu turun dari 124,11 menjadi 122,82. Penurunan It pada Agustus 2016 disebabkan turunnya It pada empat subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang turun 0,78 persen; subsektor hortikultura yang turun sebesar 2,19 persen, It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun 1,18 persen, dan It pada subsektor perikanan yang turun 0,10 persen. Sedang It subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen.

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM).

Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2016 Ib mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen.

Hal ini terjadi karena Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau naik dari 115,60 menjadi 115,91, meski Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.

"Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,05 persen; kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,42 persen; kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,04 persen; kelompok transportsi naik 0,21 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,21 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,35 persen," katanya.  

Agoes Soebeno menambahkan pada Agustus 2016 terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,05 persen terutama disebabkan oleh deflasinya indeks kelompok sandang 0,58 persen dan bahan makanan 0,35 persen.

Pada Agustus 2016 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 18 provinsi NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 107,93 yang diikuti Provinsi Bali sebesar 106,66 dan Provinsi NTB sebesar 106,26. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 92,56. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016