Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebut dana untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia yang akan digelar 10 November sampai 2 Desember masih diproses pihaknya dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Dito mengatakan bahwa dana pelaksanaan Piala Dunia U-17 diperoleh dari dana sisa Piala Dunia U-20 Indonesia yang lalu batal digelar, dan kekurangannya sedang dibahas pihaknya bersama Kemenkeu.
“Kalau masalah pendanaan setelah kami laporkan kepada bapak presiden bahwa kebetulan sudah ada kloter awalnya U-20. Dari situ dialihkan kepada U-17,nanti ada beberapa poin kekurangan itu akan dipenuhi dalam proses bersama Kemenpora dan Kementerian Keuangan,” kata Dito di Kemenpora, Senin.
Baca juga: PSSI sebut ada tiga fokus utama FIFA inspeksi stadion Piala Dunia U-17
Menpora mengatakan proses ini dilakukan agar tidak mengulangi kejadian batalnya gelaran ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 yang seharusnya digelar di Bali, 5-12 Agustus.
“Insya Allah kita koordinasi, komunikasi baik. Jadi kita berterima kasih sekali kepada bu Menkeu sudah antusias juga menyambut prospek ini,” katanya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Dito juga memberi sinyal bahwa pelaksanaan Piala Dunia U-17 kemungkinan hanya digelar di Pulau Jawa dan tidak menggunakan stadion di luar Jawa yang direncanakan akan dijadikan venue seperti Stadion Jakabaring, Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Hal ini dikatakan Menpora yang menggantikan Zainudin Amali itu ketika disinggung tentang agenda inspeksi stadion untuk Piala Dunia U-17 yang dilakukan FIFA yang dijadwalkan hanya mengunjungi empat kota di Jawa, yakni Jakarta pada 29 Juli 2023, Bandung (30 Juli), Surabaya (31 Juli), dan Solo (1 Agustus).
“Kayaknya iya (Stadion Jakabaring dan Stadion Kapten I Wayan Dipta kemungkinan tidak dipakai) kalau dari penjelasan pak Ketum PSSI, sementara dilihat potensi yang di Jawa dulu, karena melihat U-17 kan dari segi logistik dan transportasinya ya, begitu,” pungkas politisi muda Partai Golkar itu.
Baca juga: Kemenpora soroti pentingnya kerja sama prestasi olahraga di ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Dito mengatakan bahwa dana pelaksanaan Piala Dunia U-17 diperoleh dari dana sisa Piala Dunia U-20 Indonesia yang lalu batal digelar, dan kekurangannya sedang dibahas pihaknya bersama Kemenkeu.
“Kalau masalah pendanaan setelah kami laporkan kepada bapak presiden bahwa kebetulan sudah ada kloter awalnya U-20. Dari situ dialihkan kepada U-17,nanti ada beberapa poin kekurangan itu akan dipenuhi dalam proses bersama Kemenpora dan Kementerian Keuangan,” kata Dito di Kemenpora, Senin.
Baca juga: PSSI sebut ada tiga fokus utama FIFA inspeksi stadion Piala Dunia U-17
Menpora mengatakan proses ini dilakukan agar tidak mengulangi kejadian batalnya gelaran ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 yang seharusnya digelar di Bali, 5-12 Agustus.
“Insya Allah kita koordinasi, komunikasi baik. Jadi kita berterima kasih sekali kepada bu Menkeu sudah antusias juga menyambut prospek ini,” katanya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Dito juga memberi sinyal bahwa pelaksanaan Piala Dunia U-17 kemungkinan hanya digelar di Pulau Jawa dan tidak menggunakan stadion di luar Jawa yang direncanakan akan dijadikan venue seperti Stadion Jakabaring, Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Hal ini dikatakan Menpora yang menggantikan Zainudin Amali itu ketika disinggung tentang agenda inspeksi stadion untuk Piala Dunia U-17 yang dilakukan FIFA yang dijadwalkan hanya mengunjungi empat kota di Jawa, yakni Jakarta pada 29 Juli 2023, Bandung (30 Juli), Surabaya (31 Juli), dan Solo (1 Agustus).
“Kayaknya iya (Stadion Jakabaring dan Stadion Kapten I Wayan Dipta kemungkinan tidak dipakai) kalau dari penjelasan pak Ketum PSSI, sementara dilihat potensi yang di Jawa dulu, karena melihat U-17 kan dari segi logistik dan transportasinya ya, begitu,” pungkas politisi muda Partai Golkar itu.
Baca juga: Kemenpora soroti pentingnya kerja sama prestasi olahraga di ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023