Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, melakukan pemeriksaan unggas mati mendadak di Desa Sukamanah, dan pihaknya tidak menemukan penyebaran virus flu burung.
 
"Kami gerak cepat dan hasil pemeriksaan di lapangan unggas mati itu akibat bakteri snot dan negatif flu burung," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Senin.
 
Berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa unggas di Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung bahwa unggas yang mati tersebut akibat penyakit bakteri snot.
 
Penyebaran bakteri snot itu terjadi karena dampak perubahan cuaca sehingga ayam kurang nafsu makan yang mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas ayam menjadi terhambat.
 
Rahmat Yuniar mengemukakan bahwa risiko penyakit snot dapat menyebabkan kematian pada ayam meskipun secara statistik hanya 30 persen.

Baca juga: Harga sejumlah bahan pokok di Lebak relatif stabil
 
Unggas yang terserang snot, kata Rahmat, jangan dibiarkan begitu saja, segera dipisahkan dari ayam-ayam lain dan diobati.
 
Sebetulnya, menurut dia, xara pengobatan penyakit snot bisa diobati dengan bahan alami, seperti bawang putih diparut dan diberikan pada ayam yang menderita snot.
 
Selain itu, juga bisa menggunakan bawang merah maupun jahe dicampur dalam 1 liter air, gula batu sebesar 5 sentimeter, dan direbus. Setelah dingin, larutan disaring dan ditambahi dengan gula batu dan air sebanyak 10 liter, lalu berikan pada ayam.
 
"Kami minta pemilik unggas agar bisa mengobati secara tradisional agar terbebas dari penyakit snot," katanya menjelaskan.
 
Guna mencegah penyebaran bakteri snot, menurut Rahmat, lebih efektif dengan cara menjaga kebersihan kandang secara rutin dari sisa-sisa makanan dan kotoran ayam.
 
Dikatakan pula bahwa kandang itu harus disesuaikan dengan populasi ayam sehingga ada sirkulasi udara di dalam kandang lancar dan tidak pengap atau lembap.

Di samping itu, penyemprotan desinfektan untuk membunuh segala kuman penyebab penyakit di kandang dan selanjutnya, ayam itu diberikan vaksin, vitamin, dan perbaiki mutu pakan ayam agar daya tahan tubuhnya meningkat.
 
Sementara itu, Romli (53) seorang warga Babakan Desa Sukamanah mengatakan sejak sepekan terakhir unggas yang mati sekitar 52 ekor.
 
Populasi unggas yang mati itu terus berlanjut hingga milik warga Kampung Babakan lainnya.
 
"Kami khawatir kematian unggas itu terkena flu burung sehingga melaporkan ke dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat untuk ditindaklanjuti," kata Romli.

Baca juga: Harga daging ayam di Lebak Banten kembali normal

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023