Serang, (Antara News) - Selama tiga tahun berturut-turut Provinsi Banten bebas dari penyakit rabies yang disebabkan oleh gigitan anjing tertular penyakit tersebut.

"Sudah tiga tahun berturut-turut kita terbebas dari penyakit rabies. Prestasi ini harus dipertahankan dengan upaya-upaya konkret agar Banten bebas rabies pada 2017," kata Sekretaris Daerah Banten Ranta Suharta usai membuka rapat kordinasi pembebasan rabies di Banten di Serang, Kamis.

Ia mengatakan, tiga tahun sebelumnya masih ada beberapa kasus penyakit rabies yang terkena pada manusia akibat tertular dari hewan terutama anjing. Daerah yang paling banyak ditemukan kasus penyakit rabies tahun-tahun sebelumnya yakni di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

"Tahun ini kita targetkan mendapatkan sertifikat bebas rabies dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait,"kata Ranta.

Menurut dia, tujuan diadakannya rapat kordinasi Banten bebas rabies untuk meningkatkan koordinasi antar anggota komisi-komisi yang menangani pengendalian "zoonosis" dan "stakeholder" dalam rangka mendukung program Banten bebas rabies tahun 2017.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Agus M Tauhid mengatakan, dengan diperolehnya sertifikat Banten bebas dari rabies pada 2017 akan memberikan keyakinan kepada masyarakat luar terutama para wisatawan bahwa berkunjung ke Banten aman dari penyakit rabies.

Biasanya dengan banyaknya kasus rabies di suatu daerah akan mengurangi tingkat kunjungan pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya karena khawatir dengan adanya rabies.

"Pertemuan kami hari ini ingin meyakinkan kembali kepada pemerintah pusat, bahwa Banten bebas dari rabies," kata Agus M Tauchid didampingi Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Edi Wiryana.

Ia mengatakan, populasi anjing di Banten saat ini, terutama di daerah-daerah perbatasan di wilayah Selatan Banten mencapai sekitar 50 ribu ekor. Namun demikian, anjing -anjing tersebut sudah steril atau terbebas dari rabies karena divaksinasi.

"Kalau kasus gigitan anjing tahun 2015 lalu memang ada laporan ke kami, jumlahnya sekitar 21 kasus. Tapi tidak ada yang menyebabkan rabies," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Edi Wiryana.

Dalam kegiatan tersebut, Disntanak Banten mengundang sejumlah pihak terkait seperti Balai Karantina Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, petugas medik veteriner  dengan narasumber dari Balai Veteriner Subang serta Kementerian Pertanian. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016