Serang (Antara News) - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian akan terus mendorong produksi cabai merah lokal untuk memenuhi tambahan kebutuhah di Provinsi Banten karena masih kekurangan.

Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, kebutuhan konsumsi masyarakat Banten terhadap komoditas cabai saat ini sebesar 2,49 kg per kapita per tahun atau sebesar 30.399 ton per tahun dari total penduduk Banten.

"Pada tahun 2016 ini saja Banten masih membutuhkan 19.735 ton atau sebesar 64,89 persen,"kata Rano Karno pada acara Gebyar Temu Lapangan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Hortikultura dan Panen Cabai Merah di Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, di Serang, Kamis.

Gubernur Banten mengajak para petani di Banten untuk terus meningkatkan produktivitasnya. Pemerintah akan mendorong dan membantu para petani agar mampu meningkatkan hasil panen melalui sekolah lapangan pengendalian hama terpadu.

Melalui dinas terkait, kata Gubernur, sekenario rancangan peningkatan produksi cabai telah disusun dan disosialisasikan ke kabupaten dan kota dengan berbagai asumsi input produksi yang diharapkan.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat memberikan tambahan produksi cabai tahun 2016 ini, diantaranya dengan program pengembangan kawasan aneka cabai seluas 347 hektar serta bantuan sarana produksi budidaya cabai yang tersebar di seluruh wilayah Banten.

"Dengan program pengembangan kawasan budidaya cabai ini diharapkan adanya peningkatan produksi cabai pada tahun ini sebesar 3.553 ton,"kata Rano Karno.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, kegiatan pemasyarakatan pengendalian hama terpadu ini  dalam rangka merespon usaha tani hotikultura yang menjanjikan serta mendorong kontribusi ketersediaan sayuran khususnya cabai merah di Provinsi Banten. Kemudian terjangkaunya daya beli masyarakat dan berkelanjutan serta untuk menghadapi bulan Ramadhan.

''Saat ini produksi hortikultura belum optimal. Ketersediaan produk setiap saat dan kualitas mutu yang masih perlu diperbaiki, serta ketergantungan bahan kimia sintetis yang berakibat produk cepat rusak dan kalah bersaing di pasaran," kata Agus Tauchid.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016