Air sungai di Pamekasan, Jawa Timur berubah berwarna merah diduga akibat tercemar limbah zat pewarna batik dari perajin batik.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan Supriyanto, limbah zat pewarna batik itu diduga berasal dari Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
"Saya sudah datang ke lokasi dan meminta Kepala Desa Klampar agar melakukan pembinaan kepada warganya agar tidak membuang limbah batik ke sungai," katanya dihubungi ANTARA per telepon, Senin malam.
Baca juga: Kota Tangerang siapkan tempat penampungan limbah B3 rumah tangga
Pernyataan Supri ini membantah kabar yang beredar di sebagian masyarakat yang menyebutkan bahwa air sungai yang berubah warna itu merah itu karena fenomena alam.
Supri menuturkan, awalnya ia menerima laporan dari masyarakat tentang adanya air sungai berwarna merah di Kelurahan Jungcangcang, yakni dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pamekasan.
Pihaknya bersama pihak terkait langsung melakukan penelusuran ke hulu sungai yang tercemar itu dan akhirnya sampai di sentra batik klampar yang disinyalir ada warga yang melakukan pembuangan limbah pewarna batik tersebut ke sungai.
"Karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di hilir sungai ini untuk tidak dulu menggunakan air sungai ini untuk kepentingan rumah tangga, seperti mandi dan mencuci dan lain sebagainya," pungkas Supriyanto.
Baca juga: 12 motif Batik Kabupaten Serang dipromosikan di PRJ
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Air sungai di Pamekasan diduga tercemar limbah batik
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan Supriyanto, limbah zat pewarna batik itu diduga berasal dari Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
"Saya sudah datang ke lokasi dan meminta Kepala Desa Klampar agar melakukan pembinaan kepada warganya agar tidak membuang limbah batik ke sungai," katanya dihubungi ANTARA per telepon, Senin malam.
Baca juga: Kota Tangerang siapkan tempat penampungan limbah B3 rumah tangga
Pernyataan Supri ini membantah kabar yang beredar di sebagian masyarakat yang menyebutkan bahwa air sungai yang berubah warna itu merah itu karena fenomena alam.
Supri menuturkan, awalnya ia menerima laporan dari masyarakat tentang adanya air sungai berwarna merah di Kelurahan Jungcangcang, yakni dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pamekasan.
Pihaknya bersama pihak terkait langsung melakukan penelusuran ke hulu sungai yang tercemar itu dan akhirnya sampai di sentra batik klampar yang disinyalir ada warga yang melakukan pembuangan limbah pewarna batik tersebut ke sungai.
"Karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di hilir sungai ini untuk tidak dulu menggunakan air sungai ini untuk kepentingan rumah tangga, seperti mandi dan mencuci dan lain sebagainya," pungkas Supriyanto.
Baca juga: 12 motif Batik Kabupaten Serang dipromosikan di PRJ
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Air sungai di Pamekasan diduga tercemar limbah batik
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023