Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Bambang, siap memberikan layanan kekarantinaan yang mudah, cepat dan akurat kepada masyarakat melalui program layanan Karpet Merah Karantina Pertanian. 

Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara utama pada acara Kuliah Umum dan Sosialisasi Peranan Karantina dalam Stabilitas Perekonomian dan Pangan di hadapan para mahasiswa, petani dan pelaku usaha agribisnis kalangan muda di Cilegon, Minggu.

“Petani sudah capek bekerja untuk komoditas pertanian, untuk itu harus kita berikan layanan khusus apalagi saat mereka akan ekspor,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, kekarantinaan di border baik di Pelabuhan, Bandar Udara, Kantor Pos dan Pos Lintas Batas Negara terus melakukan pembenahan dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga layanan Karpet Merah diharapkan dapat meningkatkan nilai daya saing komoditas ekspor tanah air.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah tengah memperkuat upaya perlindungan sumber daya alam hayati dengan terbitnya perundang-undangan perkarantinaan yakni UU tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta peraturan pelaksanaannya, PP 29 Tahun 2023.

Baca juga: Patriot Ekspor, Karantina Cilegon Lepas Komoditas Asal Banten Senilai 86,6 Miliar Rupiah

“Kami sudah ditahap akhir transformasi  dengan menyiapkan aturan pelaksanaannya untuk menjawab tantangan perlindungan sumber daya alam hayati dalam perdagangan dan kekarantinaan dunia,” kata Bambang menjelaskan.

Dengan aturan kekarantinaan yang baru, lanjut dia, pemerintah membuka peluang kerja baru untuk turut menjaga kelestarian sumber daya hayati dengan menjadi pihak lain. 

Sebelum menutup kuliah umumnya, Bambang menyampaikan, bahwa Barantan bisa menjalankan tugas pentingnya, termasuk menjaga ancaman bio-terorisme  jika ditopang dengan kolaborasi bersama masyarakat.

Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Banten Galih Meigiansyah yang juga hadir selaku pembicara menyampaikan tugasnya dalam menjaga ketahanan di bidang ekonomi dengan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, dengan mata uang asing dan mengendalikan inflasi.

“Dapat kami laporkan, salah satu cara mengendalikan inflasi dengan membina dan mendampingi UMKM. UMKM Ekspor, petani talas Beneng di Cilegon  menjadi salah satu yang aktif,” kata Galih.

Sementara itu, dosen Fakultas Pertanian, Program Studi Agro Teknologi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, yang juga hadir selaku penanggap menyampaikan harapan ke depan kerjasama Barantan dengan civitas akademika dapat ditingkatkan.

“Keilmuan kekarantinaan di kampus kami belum ada, padahal tugasnya sangat penting sekali, bahkan jika tidak ada pembekalan yang cukup bagi generasi muda, bukan tidak mungkin kekayaan sumber daya alam hayati kita terancam punah,” kata Dewi.

Seminar yang dimoderatori oleh Sriyanto, Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian juga dihadiri Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi dan jajaran pimpinan Karantina Pertanian di lingkup Jabodetabek, masing-masing Hasrul, Andi Yusmanto dan Raden Nurcahyo.

Baca juga: Pertumbuhan fasilitasi ekspor Karantina Pertanian Cilegon dorong peningkatan ekspor

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023