Jakarta (Antara News) - Ketua Komite Tetap Hubungan dengan Lembaga Swasta (KTHLS) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ikang Fawzi mengatakan persoalan reklamasi jangan dipolitisasi dengan melihat sisi negatifnya saja, tetapi pasti ada juga sisi positifnya.

"Kegiatan reklamasi itu pasti memiliki dampak negatif, namun dampak positifnya bisa jadi lebih besar, asal dikerjakan dengan baik dan memenuhi kaidah hukum dan aturan yang berlaku," kata Ikang saat dihubungi, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia jika terdapat permasalahan ataupun ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan reklamasi, seharusnnya diselesaikan secara profesional dan sesuai porsinya. Seperti reklamasi pantai Utara Jakarta yang ramai diperbincangkan belakangan ini, masalahnya menjadi berlarut-larut karena dipolitisasi.

"Semua orang bicara soal reklamasi, akhirnya malah keluar dari konteksnya dan membuat masalah semakin rumit dan berlarut-larut," ujarnya.

Padahal, kata Ikang, reklamasi merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan dana tidak sedikit dan waktu tidak sedikit. Di dalamnya melibatkan banyak pihak yang dikerjakan oleh orang-orang profesional.

Reklamasi menurut dia, menjadi sebuah kebutuhan untuk pengembangan wilayah, menciptakan kota baru dengan nilai opportunity yang lebih besar.

"Di dalamnya bisa dibangun tidak hanya properti tapi juga pelabuhan dan sarana lainnya. Jika Indonesia tidak melakukannya sekarang, maka menurut dia akan tertinggal dari negara lain," ujar dia.

"Saya menduga banyak kepentingan di sini, yang mungkin tidak ingin Indonesia menjadi negara yang maju. Seharusnya bangsa Indonesia sadar, bahwa kita menjadi tolak ukur bagi negara lain," paparnya.

Ikang Fawzi yang juga merupakan pengusaha properti dan musisi ini, belum lama ini mengunjungi dua kota fenomenal baru hasil reklamasi di Qatar, Pearl dan Lusial City guna melihat potensi kerja sama di bidang properti dan infrastruktur.

Lusail City merupakan kawasan kota reklamasi yang fenomenal untuk menopang Kota Doha, yang menjadi ajang sirkuit balap MotoGP.

Qatar bahkan tengah melakukan pembangunan besar-besar dengan alokasi anggaran sekitar 200 miliar dolar AS untuk berbagai sarana infrastruktur, stadion dan jaringan kereta api guna menyukseskan kejuaraan Sepak Bola Piala Dunia 2022.

"Kotanya luar biasa megah dan modern dengan segala arsitektur terkini, padahal 10 tahun lalu belum apa-apa. Ini merupakan satu contoh keberhasilan reklamasi," kata Ikang.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016