Jakarta (Antara News) - Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan Provinsi DKI Jakarta apabila ditopang dengan pembangunan infrastruktur serta mengembangkan kawasan yang layak dapat menjadi global city.

"Seperti pembangunan reklamasi Teluk Jakarta, akan berdampak luar biasa terhadap pengembangan kota dan industri properti, Jakarta akan mempunyai superblok lua dan waterfront city seperti kota-kota besar dunia lainnya," kata Ali yang juga menjabat Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch di Jakarta, Jumat.

Terlepas dari polemik hukum dan politik, reklamasi dalam jangka panjang akan berdampak luar biasa terhadap perkembangan kawasan seperti  Singapura, Hongkong, Belanda, Dubai sukses melakukan reklamasi dan mengembangkan kawasan baru berkelas dunia. Saat ini, Malaysia juga melakukan hal yang sama.

"Kalau Batam birokrasinya tidak berbelit, sudah bisa mengalahkan perkembangan Sentosa Island di Singapura,"  ungkap Ali.

Dia mengatakan, sebenarnya kegiatan reklamasi bukan hanya terjadi di pantai Utara Jakarta saja, tapi juga di daerah lainnya, misalnya di Makassar dan Nusa Dua, Bali.

"Kalau Jakarta mau begini saja, ya nggak usah ada reklamasi, karena lahan Jakarta memang sudah tidak ada lagi dan reklamasi ini bisa jadi salah satu jalan untuk membuat kota lebih maju," ujarnya.

 Ali menyebutkan beberapa contoh reklamasi di kawasan Asia yang sekarang sangat maju dan terkenal seperti Sentosa Island di Singapura dan Hong Kong. Dia memprediksi dalam jangka panjang kawasan bisnis bisa berpindah ke kawasan reklamasi sebab pusat bisnis di koridor Sudirman-Thamrin sudah padat.

Secara alamiah pengembangan kawasan akan mencari tempat lain yang prospektif. Kawasan reklamasi punya prospek dan sejumlah kelebihan karena konsepnya sebagai waterfront city.

Agar publik dapat manfaat maksimal, menurut Ali,  pemerintah harus mengatur detil tata ruang reklamasi secara jelas dan tegas. Lokasinya dari awal harus sudah ditetapkan. Misalnya, apartemen ini diperlukan untuk menghidupkan kawasan. Selebihnya untuk perkantoran, kondominium, dan fasilitas lainnya.

Ali berharap proyek reklamasi akan berjalan seperti yang direncanakan. Jangan sampai terjadi pembatalan karena merugikan pengusaha yang sudah mengeluarkan uang sangat besar, konsumen, dan masyarakat umum.

"Ini juga membuat ketidakpastian hukum yang dapat berdampak negatif terhadap arus investasi. Kalo kita buka satu wilayah yang baru tentu saja akan lebih teratur.  Sebenarnya Pantai Mutiara itu kan juga hasil reklamasi, bisa dilihat hasilnya sekarang lebih tertata rapi," tegasnya.

Presiden Jokowi pada 27 April 2016 telah menginstruksikan agar proyek reklamasi 17 pulau di Jakarta diberhentikan sementara untuk diintergrasikan dengan program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang juga dikenal dengan Tanggul Laut Garuda Raksasa atau "Giant Sea Wall". ***1***

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016