Jakarta (Antara) -Survei Ipsos Business Consulting menunjukkan sejumlah produsen minyak pelumas akan meningkatkan investasinya di tahun 2016 sebagai upaya meningkatkan daya saing menghadapi pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Laju pertumuhan positif di sektor otomotif didukung iklim ekonomi yang kondusif membuat persaingan produsen minyak pelumas nasional dan internasional juga ikut meningkat diantaranya dengan meningkatkan investasi di tahun 2016," kata Senior Consulting Manager Ipsos, Domy Halim di Jakarta, Rabu.

Domy mengatakan dalam setahun ke depan laju pertumbuhan di sektor otomotif menuju ke arah positif yang dipicu membaiknya kondisi ekonomi serta dukungan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor ini, serta diperkirakan di 2020 sebanyak 70 juta masyarakat Indonesia akan bergeser menjadi masyarakat menengah dengan daya beli lebih baik.

Pertamina Lubricants, BUMN produsen pelumas dengan posisi pasar terkemuka, siap berinvestasi hingga 5,5 juta dolar AS untuk memperluas saluran pemasaran dengan melebarkan jaringan layanan mereka untuk sepeda motor dan kendaraan penumpang melalui SPBU mereka.

"Perusahaan ini juga telah membuka pabrik pelumas baru di Jakarta Utara dengan kapasitas produksi 270 juta liter per tahun," ujar Domy.

Produsen lainnya, Shell juga membuka pabrik pengolahan pelumas pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi 136 juta liter per tahun. Seorang pejabat senior perusahaan Shell menyebutkan bahwa mereka memanfaatkan dinamika penjualan kendaraan dan meningkatnya populasi di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia seiring MEA.

Jodi Allen Frederik, Associate Consultant di Ipsos Business Consulting menyoroti bahwa sangat penting untuk kedua produsen pelumas dan distributor untuk menentukan strategi bisnis dan menerapkan taktik secara efektif dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, khususnya setelah pemberlakuan MEA.

Jodi percaya bahwa untuk bertahan, produsen pelumas dan distributor perlu fokus pada dua hal utama yaitu pendidikan proaktif kepada konsumen tentang penghematan jangka panjang dan menjaga kepercayaan pelanggan.

Prima Ernest dari Direktorat Jenderal Minyak & Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan harga merupakan faktor yang paling mempengaruhi pilihan produk pelumas, dan juga konsumen Indonesia belum tentu sadar terhadap penghematan jangka panjang yang mereka biasa dapati jika menggunakan produk pelumas yang lebih mahal dan berkualitas.

Jodi menambahkan bahwa untuk meraup pangsa pasar, distributor pelumas dapat mendidik calon-calon pelanggan secara proaktif melalui menunjukan dokumen analisa penghematan. Dokumen tersebut bisa menjelaskan dan memberi perhitungan bahwa walaupun harga pelumas di awal lebih mahal, lebih lamanya jangka panjang operasi pelumas tersebut akan mengakibatkan harga lebih murah per kilometer yang ditempuh oleh kendaraan tersebut.

Dinamika pasar otomotif dan pelumas Indonesia tentu saja akan mengalami perubahan dan penyesuaian setelah MEA diberlakukan. Pudarnya berbagai hambatan yang memungkinkan aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal di kawasan ini, membuat persaingan di pasar kawasan ini akan jauh lebih kompetitif dari sebelumnya.

Bagi perusahaan pelumas dan distributor berarti harus berjuang keras untuk menentukan posisi mereka di pasar. Dalam kenyataannya, para pemain industri ini harus berfokus pada proposisi nilai lebih mereka melampaui tawaran produk dan layanan yang dapat diberikan. Hal itulah yang jadi dan selalu memungkinkan perusahaan untuk mampu memenangkan hati pelanggan dan memungkinkan mereka untuk menjadi pemenang di pasar, jelas Jodi. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016