Pandeglang (Antara News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang tiga alat peringatan dini bencana tsunami atau 'early warning system' (EWS) di wilayah pantai Banten.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Masturyono di Pandeglang mengatakan kebutuhan alat deteksi dini tsunami di wilayah Banten membutuhkan banyak titik, karena luas wilayah pantai di Banten rawan tsunami dan cukup panjang. Namun karena keterbatasan anggaran yang dimiliki BMKG, baru bisa memasang tiga titik di wilayah Banten.

"Untuk saat ini BMKG baru tiga titik karena anggaran kita terbatas. Mudah-mudahan nanti dari BPBD atau pemerintah daerah juga memasang," kata Masturyono usai peresmian dan sosialisasi peringatan dini tsunami di Pantai Panimbang.

Menurut dia, alat peringatan dini tsunami yang dipasang BMKG memiliki kemampuan peringatan dini hingga radius dua kilometer dari titik alat yang dipasang. Sedangkan waktu peringatan bahaya tsunami tersebut rata-rata 30 menit sebelum tsunami sampai ke daratan atau ke pantai.

"Kalau waktunya peringatannya rata-rata itu 30 menit sebelum sampai ke darat. Namun itupun tergantung titik gempa yang terjadi di lautan," kata Masturyono.

Ia mengatakan, tiga titik peringatan dini tsunami yang dipasang BMKG di Banten yakni di Panimbang, Labuan dan Pasauran di Kabupaten Serang.

"Seluruhnya BMKG memasang 53 titik di seluruh Indonesia. Nah di Banten hanya tiga karena BMKG cukup berat dalam anggarannya," katanya.

Sementara itu Kepala BPBD Banten Komari mengatakan, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi alat deteksi dini tsunami tersebut kepada warga sekitar pada 26 November melalui 'Tsunami Drill'.

Selain itu, kata Komari, untuk melengkapi alat deteksi yang sudah ada, BMKG juga berencana memasang sejumlah titik peringatan dini bencana terpadu seperti gempa, tsunami, banjir dan bencana lainnya.

"Kita juga berencana memasang EWS terpadu pada 2016. Kami sudah mengusulkan ke pusat," kata Komari.

Komari mengatakan, BPBD juga sudah membuat jalur evakuasi dan rambu-rambu jalur evakuasi di sekitar daerah rawan bencana di wilayah Pandeglang, Serang, Lebak dan Cilegon.

"Tahun 2016 melalui APBD Banten kami mengusulkan untuk pembuatan 'shelter' di beberapa titik di Banten," kata Komari.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015