Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menargetkan swasembada daging tahun 2025, sehingga terus diupayakan peningkatan populasi peternakan kerbau dan sapi melalui inseminasi buatan (IB).
 
"Kita optimis target swasembada daging bisa terealisasi dua tahun ke depan, karena didukung lahan luas itu," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Senin.

Baca juga: Diperjuangkan Rano Karno, diwujudkan Presiden Jokowi: Tol Serang-Panimbang bikin akses ke Lebak jadi cepat
 
Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong peternakan rakyat dapat tumbuh dan berkembang guna meningkatkan populasi produksi pangan guna mendukung swasembada daging serta peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
 
Dimana di daerah ini cukup berpotensi untuk pengembangan usaha budi daya peternakan kerbau dan sapi.
 
Saat ini, populasi peternakan besar di daerah ini mengalami penurunan dibandingkan lima tahun lalu.
 
Sebelumnya, populasi kerbau 19.300 ekor, namun kini menjadi 13.500 ekor juga sapi semula 8.000 ekor kini menjadi 2.600 ekor.
 
Menurut dia, populasi kerbau dan sapi akibat minim tenaga penyuluh peternakan dan kesehatan hewan, terbatasnya jantan juga tingginya permintaan pasar, terlebih pada Hari Raya.
 
Saat ini, peternakan kerbau dan sapi masih menjadi andalan ekonomi masyarakat dan mereka bisa memasok hingga ratusan ekor/tahun ke luar daerah, seperti Tangerang, Bogor hingga Jakarta.
 
Harga hewan ternak besar kerbau dan sapi bervariasi mulai Rp17 juta sampai Rp32 juta/ekor.
 
Untuk mewujudkan swasembada daging,  Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan bimbingan teknis (bimtek) untuk mantri tani desa di 340 desa agar mereka bisa menyampaikan pengetahuan peternak yang baik kepada masyarakat.
 
Di antaranya pengetahuan teknik budi daya, penerapan teknologi IB, pemeriksaan kesehatan hewan dan meminimalisasi biaya produksi.
 
Mereka para mantri tani desa yang mengikuti bimtek dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kabupaten Bogor dapat menerapkan ilmunya kepada peternak rakyat di desanya.
 
"Kami berharap mantri tani desa itu sebagai penyuluh dapat memberikan pengetahuan sehingga perilaku sikap ketrampilan peternak bisa mengubah ke penerpan teknologi dan inovasi," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, Kabupaten Lebak merupakan daerah terluas di Provinsi Banten dan Lebak memungkinkan menjadi sentra swasembada daging.
 
Saat ini, kata dia, masih banyak perkebunan yang memiliki lahan rerumputan, termasuk lahan masyarakat, sehingga peternak bisa melepasliarkan hewan yang untuk memenuhi ketersediaan pakan.
 
Selain itu juga ada masyarakat menanam rumput gajah untuk pakan peternakan kerbau dan sapi.
 
Begitu pula di sejumlah kecamatan terdapat posko pelayanan teknologi IB untuk mempercepat kebuntingan hewan sehingga dapat naik populasi peternakan sapi dan kerbau dari keturunan anak.
 
Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan betina dan jantan hewan kepada peternak masyarakat.
 
"Kami kini menerapkan teknologi IB maka setiap dua tahun betina hewan ternak bisa melahirkan keturunanya,"katanya.
 
Sementara itu, Kepala UPTD Pembibitan Ternak Bojongleles Kabupaten Lebak Teguh mengatakan kini mempersiapkan betina dan jantan kerbau dan sapi yang berkualitas guna mendukung swasembada daging.
 
"Semua betina dan jantan hewan sapi serta kerbau nantinya dilelang untuk disebar ke kelompok-kelompok peternak,"katanya.
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023