Tangerang (Antara News) - Satu hari setelah dilantik menjadi Gubernur Banten defintif oleh Presiden Joko Widodo, Rano Karno langsung melakukan sejumlah kegiatan penting, salah satunya memantau kekeringan di Banten Utara bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Ketapang Kecamatan Mauk, Tangerang, Kamis.

Kunjungan Gubernur Banten bersama Mentan tersebut dalam rangka memantau dampak El Nino yang mengakibatkan sejumlah persawahan milik warga kekeringan. 

Gubernur Banten Rano Karno menyatakan, Pemprov Banten telah mencatat sekitar  delapan ribu hektar sawah mengalami kekeringan, dua ribu hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen. 

Ia juga mengaku prihatin dengan kekeringan yang merugikan petani. Namun dia mengapresiasi langkah cepat Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi kekeringan tersebut, yakni dengan meningkatkan bantuan bagi daerah yang mengalami kekeringan di Banten.

"Bantuan dari Kementerian Pertanian meningkat 300 persen di tahun ini. Itu artinya perhatian pusat ke Banten cukup baik," kata Rano Karno didampingi Kepala Dinasa Pertanian dan Peternakan Banten Eneng Nucahyati.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kunjungan kerja ke lokasi sawah kekeringan di Tangerang tersebut sejalan dengan laporan yang disampaikan Gubernur Banten Rano Karno mengenai banyaknya lahan pertanian di Banten yang terkena kekeringan akibat dampak El Nino.

"Kunjungan kerja ini juga sejalan dengan laporan Gubernur Provinsi Banten Rano Karno yang mengabarkan lahan pertanian di sejumlah tempat dilanda kekeringan sampai gagal panen. Kekeringan akibat El Nino ini memang sudah dipantau secara nasional," kata Amran yang juga didampingi Bupati Tangerang  Zaki Iskandar.

Amran menegaskan, dampak El Nino sudah diantisipasi lebih dulu oleh pemerintah. Dampak itu pun tidak berimbas ke semua wilayah Indonesia.

"Kita enggak boleh tinggal diam. Antisipasi minimalkan kekeringan sampai puso," katanya.

Selain memantau kekeringan, Rano bersama Mentan melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) ke perusahaan penggemukan (feedloter) sapi PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Provinsi Banten. 

Mentan mengatakan, berdasarkan laporan dan hasil observasi tim di lapangan, jumlah sapi sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri. Namun realita di lapangan malah sebaliknya, pihaknya menemukan harga daging mahal, dan pedagang pun sempat melakukan mogok serempak.

Pihaknya berharap, seluruh perusahaan yang berkaitan dengan komoditas daging berbisnis normal sebagaimana biasanya. 

"Kegiatan sidak tadi agenda yang tidak direncanakan,  dan saya pastikan  tiga hari kedepan kelanggkaan daging sapi tidak terjadi lagi. Begitupun dengan harga, karena bulog sendiri sudah melakukan operasi pasar, menjual dengan harga R90 ribu per kilogram," kata Andi Amran Sulaiman saat melakukan sidak bersama Kapolda Banten Brigjen Boy Rafli Amar. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015