Pandeglang (Antara News) - Masyarakat Pandeglang menyambut antusias kehadiran Presiden RI Joko Widodo dalam peringatan seabad berdirinya organisasi massa agama Islam Mathla'ul Anwar dan Muktamar XIX yang diselenggarakan di Alun-Alun Kabupaten Pandeglang. Sabtu (9/8).

Joko Widodo hadir di Pandeglang pada pukul 9.00 WIB didampingi empat menteri yakni, Menteri Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Mentri Agama Lukman Hakim Saifudin serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. 

Hadir juga pada acara tersebut Ketua Majelis Amanah MA Irsjad Djuweli, Ketua Penasehat MA Wiranto, dan Penasehat bidang Inovasi MA Kris Suyanto.

Saat tiba Joko Widodo langsung disambut dengan hangat oleh ketua umum pengurus besar  Mafthla'ul Anwar KH Sadeli Karim beserta pengurus lainnya, dalam pertemuan itu Sadeli memberikan sorban bermotif batik asli Banten, dan langsung dikenakan Presiden.

Dalam sambutannya Presiden RI Joko Widodo mengatakan, sebagai ormas Islam terbesar dan tertua di tanah air MA memiliki modal sosial maupun modal kultural yang berperan dalam pembangunan negara ini. 

Kedua modal itu yang juga merupakan warisan sejarah yakni karakter bertoleransi, intelektualisme islam yang didukung pondok pesantren, dan lembaga pendidikan di seluruh pelosok tanah air. sosial dan kultural harus kita selaraskan dalam mengatasi beragam ujian peradaban yang saat ini kita hadapi.

"Pada saat Konfrensi Asia Afrika lalu, saya secara khusus mengadakan pertemuan di salah satu ruangan (KAA) dengan para pimpinan dari negara-negara Islam diantaranya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Iraq, Iran, dan Mesir. Mereka menyatakan kekaguman terhadap nilai-nilai Islam yang kita laksanakan yakni Islam yang penuh kesantunan, tatakrama, dan berbudi perketi baik, katanya.

"Islam di Indonesia bukan yang sering demo sambil marah dan melempar batu, Islam kita  penuh kesantunan serta berbudi pekerti baik. Inilah Islam yang yang harus kita jaga", kata dia. 

Presiden berharap lembaga-lembaga pendidikan MA tetap semakin menyeleraskan antar pemahaman nilai-nilai keagamaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. MA dapat memberikan perhatian kepada kegiatan pendidikan yang mendukukung pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui kegiatan kewirausahaan.

"Kita ingin makin banyak alumni MA yang berkiprah di berbagai  aktifitas ekonomi guna mendukung kedepannya kedaulatan ekonomi bangsa kita," katanya. 

Adapun ranah pembangunan lainnya, modal sosial dan modal kultural itu harus dimanfaatkan untuk semakin memantapkan jati diri MA sebagai organisasi islam moderat yang mengayomi lapisan masyarakat serta mendorong kerukunan antarumat beragama. 

Presiden mengatakan karakteristik kebhinnekaan MA yang sejak lahirnya selalu menghormati perbedaan massa harus bisa mewujudkan model islam yang "Rahmatan Lil Alamin". 

MA yang tersebar diberbagai provinsi Indonesia juga harus memperjuangkan nilai Islam moderat yang menghormati kebhinnekaan, kemajemukan, menjaga keindonesiaan, menegakkan nilai-nilai kemanusiaan serta menolak semua bentuk radikalisme yang mengatasnamakan agama, tegas jokowi.

Selain itu Presiden juga ingin para ulama MA agar terus menjadi teladan bagi jamaahnya, betapa konsistennya MA dalam memberikan pencerahan pada umatnya dengan pemikiran yang cerdas dan menyejukan. Jadilah poros moral yang mampu menjaga tradisi dan kearifan MA serta Ormas yang mengedepankan kehidupan masyarakat yang religius, santun, berkemajuan dan bermartabat, pungkasnya.  
    
Usai memberikan sambutan, Presiden langsung meresmikan acara ini dengan menabuh bedug sebagai tanda resmi dibukanya Peringtan MA yang ke 100 dan Muktamar XIX.

Presiden pun turun dari podium dan langsung di serbu oleh antusiasme masyarakat agar mereka bisa melihat dan berjabat tangan langsung dengan presiden. 

"Saya sangat senang bisa berjabat tangan langsung dengan bapak presiden" kata Imron Alumni Universitas MA. 

Pewarta: Hagy/ Ganet

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015