Para nelayan Kabupaten Lebak diminta mewaspadai gelombang setinggi 2,5-4 meter di perairan selatan Banten karena bisa menimbulkan kecelakaan laut.
"Peringatan kewaspadaan gelombang tinggi juga pada masyarakat, pelaku pelayaran, dan wisatawan, dilarang berenang di sekitar pantai," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Jumat.
Baca juga: Petani di Kabupaten Lebak tanam benih nutrisi zinc 1.000 hektare atasi stunting
Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat, gelombang tinggi terjadi di Selat Sunda bagian barat dan selatan Banten antara 2,5-4 meter, sedangkan gelombang yang lebih tinggi, antara 4-6 meter berpeluang di Samudra Hindia selatan Banten.
Dengan kondisi demikian, katanya, nelayan tradisional yang menggunakan perahu "kincang" tentu cukup berbahaya jika melaut dengan gelombang tinggi empat meter.
Ia juga menyebut suhu udara 23-31 derajat Celsius, kelembaban udara 65-95 persen, dan kecepatan angin dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 5-45 km/jam.
"Kami meyakini cuaca buruk di selatan Banten patut diwaspadai dan nelayan, pelaku pelayaran dan wisatawan hati-hati jika melaut maupun berenang di sekitar pantai," katanya.
Sejumlah nelayan di TPI Binuangeun, Kabupaten Lebak mengaku sejak tiga hari terakhir tidak melaut akibat gelombang tinggi di selatan Banten hingga mencapai empat meter.
"Kami lebih baik tidak melaut, selain cuaca buruk juga tangkapan tidak ada," kata Ahmad, seorang nelayan di TPI Binuangeun.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022