Aristya Angga Susanto terpilih sebagai Ketua Pemuda Agama Konghucu Indonesia (PAKIN) periode 2022-2026 setelah terpilih dalam kongres nasional organisasi tersebut yang berlangsung di Jakarta, Sabtu.

Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Katiman saat membuka kongres mengatakan pentingnya kalangan muda memperkokoh semangat pembinaan diri di tengah-tengah era digital.

Baca juga: Sebanyak 76 orang anak di Tangerang jadi korban kekerasan seksual

Hadir dalam kongres Ketua Umum MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) Xs. Budi S Tanuwibowo, Ketua PERKHIN (Perempuan Khonghucu Indonesia) Suryani,  perwakilan pengurus PAKIN berbagai daerah, dan beberapa perwakilan organisasi kepemudaan. 

Menurut Katiman  di era digitalisasi sekarang ini, generasi muda dituntut untuk meningkatkan kapasitasnya sehingga mampu bersaing dengan pemuda dari negara lain. 

"Kita juga sudah memasuki era bonus demografi. Para generasi muda harus menjadi usia produktif yang mampu mengembangkan potensinya. PAKIN harus bisa mendorong bonus demografi dengan usia produktif serta diharapkan memiliki peran strategis sehingga Indonesia bisa maju," tambah Katiman.
 
Katiman juga menyinggung maraknya konten-konten negatif seperti kekerasan atas nama agama maupun radikalisme, hoaks, ujaran kebencian yang terjadi baik di dunia nyata maupun maya. 

“Di sini perlu upaya kolaborasi yang strategis. PAKIN dapat mendukung dengan aksi-aksi nyata berkontribusi membangun mental positif di lingkungan di dunia nyata dan maya, Merubah konstruksi berpikir supaya kita lebih beradab, salah satunya sediakan platform yang namanya gotong royong ilmu sehingga ada data valid yang dicari. Ini tantangan berat bagaimana kontribusi PAKIN agar masyarakat kita lebih santun di dunia nyata maupun di dunia Maya,” jelas Katiman. 

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum MATAKIN Xs. Budi S Tanuwibowo juga berpesan agar pemuda yang tergabung dalam PAKIN bisa memanfaatkan bonus demografi. 

“Tantangan itu harus dijawab oleh PAKIN dengan aksi nyata yang lebih luas, punya inisiatif untuk bekerja, tidak hanya mampu berwacana dan sekedar beretorika, tapi mampu bekerja. Mampu berpikir, berkonsep dan berbuat, sehingga lengkap. Praktik butuh latihan dan butuh bekerja,” terang Budi S Tanuwibowo. 

Pada prosesi pembukaan Kongres Nasional II PAKIN juga dilangsungkan pembacaan teks Sumpah Pemuda oleh seluruh hadirin dan peluncuran logo branding MATAKIN yang dimeriahkan dengan atraksi barongsai.

Pewarta: Sambas

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022