Serang (AntaraBanten) - Tim gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dipserindag), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Polda Banten melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pedagang beras untuk mengantisipasi beredarnya beras plastik.

Dalam sidak, Senin, tim gabungan tersebut mendatangi sejumlah pendagang beras di Pasar Induk Rau dan Pasar Lama Kota Serang, Provinsi Banten.

"Sidak itu dilakukan untuk memastikan Banten bebas dari peredaran beras plastik yang selama ini meresahkan masyarakat," kata  Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Disperindag Provinsi Banten Imam Santoso.

Dari hasil pemeriksaan bersama BPOM Banten dan Polda Banten tidak ditemukan beras sintetis. Namun demikian masyarakat dan pedagang harus tetap waspada.

Menurut Imam, berdasarkan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan BPOM Banten, beras yang sebagian besar didatangkan dari Kecamatan Ciruas, Pontang, Cangkring, Sawah Luhur Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, negatif dari campuran beras sintetis atau beras berbahan plastik.

"Seperti halnya beras lokal, beras yang dipasok dari daerah Bogor dan Bekasi tak ditemukan campuran beras sintetis," katanya.

Kepala Disperindag Provinsi Banten Mashuri mengatakan sebagai langkah preventif terhadap peredaran beras sintetis Disperindag Banten, BPOM Banten, Polda Banten dan Disperindag Kabupaten/Kota telah melakukan koordinasi melalui pemeriksaan langsung pedagang beras di pasaran.

Selain itu, pihaknya juga memberikan pemahaman kepada para pedagang untuk mengenali antara beras plastik dan beras asli.

"Sejauh ini hasilnya masih negatif, pedagang dan pembeli harus jeli saat membeli beras, terutama beras yang berasal dari luar Banten," kata Mashuri.

Menurut Mashuri, selama ini beras yang beredar di pasaran di Banten, sebagian besar merupakan beras lokal dari wilayah Bante yakni dari Pandeglang dan Kabupaten Serang.

Kasubdit I Indag Polda Banten AKBP Adit Yanto Budi Satrio mengatakan, berdasarkan hasil pantauan ke sejumlah pedagang di pasaran, tidak ditemukan beras plastik di pasaran.

"Jika ada oknum yang sengaja mengedarkan beras sintetis tentu akan kami tindak tegas. Namun sejauh ini kami tidak menemukan dan kami juga lakukan sosialisasi sebagai langkah pencegahan," katanya.

Menurut Adit, untuk mengenali perbedaan antara beras sisntetis dan beras asli dapat dilakukan dengan cara sederhana, pertama dengan cara direndam.    

Beras sintentis yang terendam akan terangkat ke permukaan air atau mengambang, hal ini karena massa jenis air lebih besar daripada plastik. Sebaliknya beras asli akan tetap terendam di dalam air.

Kemudian dengan cara dibakar. Saat dibakar, beras plastik akan menimbulkan aroma plastik dan langsung meleleh.

"Kalau beras yang asli tidak meleleh seperti beras plastik," katanya.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015