Lebak (AntaraBanten) - Permintaan batu kalimaya di Kabupaten Lebak, Banten, selama empat bulan terakhir ini cukup tinggi dan memiliki nilai jual di pasaran domestik maupun  luar negeri.

"Kami saat ini kehabisan stok karena permintaan pasar itu relatif tinggi," kata Iman, seorang perajin batu kalimaya warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.

Iman mengatakan, produksi batu kalimaya saat ini mulai berkurang akibat tingginya permintaan pasar juga pendapatan hasil para penambangan relatif menurun.

Mereka penambang kalimaya tersebar di Kecamatan Maja, Curug Bitung dan Sajira tampak lesu. Sementara peminat kalimaya Lebak datang dari berbafai daerah di Tanah Air hingga luar negeri.

Mereka pembeli datang dari Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, bahkan Malaysia.

"Kami perkirakan Mei-Juni mendatang dipastikan produksi kalimaya meningkat karena memasuki musim kemarau," katanya.

Saat ini, kata dia, harga batu kalimaya di tingkat perajin termurah Rp300 ribu sampai Rp100 juta.

Mereka para pembeli kalimaya mulai petani, politisi, pengusaha, hingga pejabat negara.

Selain itu, juga banyak warga asing yang datang ke sini membeli kalimaya.

"Kami terbantu dengan usaha kalimaya ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.

Seorang perajin batu permata di Maja, Kabupaten Lebak, Edi Kalimaya mengaku saat ini batu kalimaya asal daerah itu terbaik di dunia dibandingkan dengan Australia, Amerika Latin dan Somalia.

Kelebihan kalimaya asal Lebak, selain warna tidak menghilang juga sangat mempesona karena punya aneka warna, seperti hitam, coklat, kuning ungu, biru dengan warna pelangi.

Batu kalimaya memiliki jenis warna, di antaranya Kalimaya Putih, Kristal Hijau, Kristal Pelangi, warna Teh dan Kopi, Pelangi, Kristal susu dan lain-lain.

"Semua jenis warna kalimaya memiliki daya tarik tersendiri juga pancaran warna pelangi dapat berubah-ubah. Itulah kelebihan permata asal Lebak," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015