Jakarta (Antara News) - Produk asuransi unit link  masih memiliki peluang luas untuk pasar Indonesia apalagi hampir 80 persen dari total penduduk Indonesia masih belum memiliki asuransi jiwa, sehingga produk ini dapat menjadi pilihan selain produk lainnya.


"Unit link ini saya rasa akan menarik bagi masyarakat Indonesia karena selain dapat dipergunakan untuk investasi juga dapat dipergunakan sebagai perlindungan (proteksi) bagi pemegang polis, tinggal pelaku di industri asuransi melakukan edukasi ke masyarakat," kata Rofikoh Rokhim dari Pusat Riset Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Bogor, Senin.

Rofikoh berharap pelaku di industri asuransi jiwa yang berjumlah 49 perusahaan tersebut dapat lebih kreatif dan inovatif dalam menawarkan produk tersebut kepada masyarakat karena sebenarnya masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat dari produk tersebut.

Rofikoh menunjukkan data pertumbuhan premi asuransi jiwa di Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2004 - 2013) mencapai lima kali lipat lebih, dari total premi tahun 2014 porsi unit link mencapai 55 persen sedangkan produk konvensional 45 persen.

Lebih jauh Presiden Direktur dan CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman  mengakui, perusahaan asuransi yang dipimpinnya berhasil memperkuat peringkat berdasarkan pendapatan premi kotor (gross written premium/ GWP) karena memfokuskan bisnisnya pada produk unit link.

Edy mengakui, perusahaan yang baru didirikan tahun 2009 tersebut tidak mudah meraih peringkat ketujuh pada tahun 2014 disandingkan dengan 19 perusahaan asuransi asing/ patungan yang beroperasi di Indonesia.

"Perjuangan kami luar biasa berat, awal kami masuk masih diperingkat 12, namun kemudian meningkat menjadi 10 tahun 2012, peringkat 8 tahun 2013, dan peringkat 7 tahun 2014," kata Edy.

Edy mengatakan, kalau melihat pertumbuhan GWP industri asuransi lima tahun terakhir mencapai 12,5 persen, sedangkan Generali Indonesia mencapai 94,2 persen. Kemudian kalau melihat pertumbuhan tahun terakhir industri 6,7 persen, sedangkan Generali 43,2 persen.

Edy menjelaskan, awal beroperasi di Indonesia, Generali memasarkan produk unit link dengan sasaran segmen muda usia serta berpenghasilan menengah yang untuk ukuran di Indonesia peluangnya masih sangat besar sehingga perusahaan komitmen memasarkan dengan harga yang terjangkau untuk pasar tersebut.

Edy juga mengungkapkan, keberhasilan memasarkan produk unit link juga disebabkan perusahaan berhasil membuktikan investasi yang ditanamkan pemegang polis mendapatkan hasil (return) yang optimal.

"Kepercayaan itu yang kami pegang, karena itu dalam mengelola dana investasi perusahaan memiliki sistem manajemen resiko sehingga membuat investasi yang ditanamkan mendapatkan return yang tinggi," jelas Edy.

Edy mengatakan, Generali memiliki ARMS (auto risk management system) setiap dana ditempatkan dalam produk investasi seperti saham, pendapatan pasti, dan pasar uang, sistem ini akan secara otomatis akan mengatur dana-dana tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Sebagai contoh kalau keadaan membaik maka ARMS akan menempatkan dana itu ke saham, namun kalau kondisi ekonomi memburuk maka sistem akan otomatis menempatkan dana tersebut ke pasar uang dan pendapatan tetap. Melalui cara tersebut pemegang polis unit link akan tetap mendapatkan hasil yang maksimal, ujar dia. ***3***
    

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015