Jakarta (Antara News) - PT East West Seed Indonesia (Ewindo) berkerja sama dengan Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) meluncurkan program alih teknologi pertanian untuk petani di wilayah Indonesia Timur.


Peluncuran program ini ditandai dengan panen bersama tanaman bawang merah, jagung manis, tomat dan caisim di sejumlah lokasi demo plot di Provinsi Maluku Utara diantaranya Kalipitu - Kecamatan Tobelo Tengah, Taman Buah - Kecamatan Tobelo Kota dan Gorua - Kecamatan Tobelo Utara, Rabu.

“Kami bersama Yayasan Bina Tani Sejahtera sangat bangga berhasil meluncurkan program “Alih Teknologi Pertanian” di wilayah Indonesia bagian Timur. Kami optimistis petani Halmahera tidak lama lagi dapat memenuhi kebutuhan sayuran di wilayahnya sendiri dan juga wilayah Indonesia Timur lainnya,” kata Afrizal Gindow, Sales & Marketing Director PT East West Seed Indonesia.

Provinsi Maluku Utara yang dikenal juga sebagai Halmahera memiliki luas 17.780 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. 

Selama ini produksi sayuran petani setempat belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.  Masih banyak sayuran segar didatangkan dari pulau lain seperti dari Sulawesi dan Jawa. 

Afrizal menerangkan melalui program “Alih Teknologi Pertanian” ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan akan suplai sayuran dari luar provinsi dan memberikan manfaat bagi petani setempat dan juga bagi masyarakat konsumen di Maluku Utara.

Lebih lanjut Afrizal menerangkan bahwa bentuk kegiatan yang dilaksanakan bersama YBTS sebagai mitra “Panah Merah” di wilayah Indonesia Timur antara lain melalui  pengenalan dan intensifikasi budidaya sayuran kepada petani, pendampingan teknis dan pelayanan penyuluhan. 

Program juga dilakukan melalui penggalangan kelompok petani untuk transfer teknologi dengan harapan pengetahuan dan ketrampilan petani meningkat sehingga kualitas dan kuantias hasil panen yang pada akhirnya juga meningkatkan pendapatan petani.

Pendampingan teknis dan program penyuluhan dilakukan melalui dua tahapan. Pertama, perbaikan praktek pertanian oleh petani agar hasil dan kualitas panen meningkat. Kedua, repetisi dan difusi pengetahuan teknis yang dipercontohkan pada tahap pertama.  Repetisi terjadi bilamana para petani mengulangi atau menerapkan pengetahuan teknis di lahannya sendiri. 

Untuk sementara program ini mengenalkan teknik budidaya jagung manis Bonanza F1, bawang merah Tuk Tuk, tomat Betavila F1 dan Servo F1, cabai Lado F1 dan kacang panjang Peleton. Secara keseluruhan, jumlah demo plot adalah 10 dan akan bertambah lagi di musim tanam berikutnya termasuk wilayah Halmahera Barat.

Dampak positif proyek ini mulai dirasakan petani Desa Taman Buah yang hasil budidaya tomatnya saat ini 2 – 2,5 kg/tanaman atau meningkat 25 % dari hasil biasanya dan biaya produksi justru menurun di kisaran 25 % melalui efisiensi pupuk dan pestisida. Sementara untuk jagung manis petani berhasil meningkatkan daya kecambah benih hingga 30 %.

Hasil lain juga dirasakan oleh petani yang membudidayakan bawang merah TukTuk. Petani bawang mampu memproduksi  bawang rata-rata 2 ton per 1000m2 area tanam dengan biaya Rp 2 juta. Dengan harga jual saat ini yang mencapai Rp. 25.000/kg, petani bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 48 juta untuk satu kali masa tanam.  

Menurut Dr. Edwin Saragih, Ketua YBTS jumlah petani yang sudah mengikuti program alih teknologi pertanian ini mencapai 154 orang. Sebagian dari mereka saat ini telah menjadi petani kunci yang berperan membantu petani-petani lainnya untuk menerapkan budidaya sayuran yang baik.    

“Melalui program pembinaan yang berkelanjutan dan penggunaan benih unggul berkualitas kami optimistis ketahanan pangan di Indonesia Timur khususnya untuk sayuran dapat segera tercapai. Lebih dari itu tujuan utama kami adalah membantu meningkatkan kesejahteraan dan kedaulatan petani Indonesia,” kata Afrizal.

Ewindo merupakan produsen benih sayuran tropis hibrida Cap Panah Merah sedangkan Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) merupakan lembaga yang didirikan pada tahun 2009 untuk berkiprah di bidang sosial dan kemanusiaan khususnya terkait dengan pertanian.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015