Lebak (AntaraBanten) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak menargetkan swasembada ikan tawar sehingga dapat memenuhi untuk kebutuhan masyarakat di daerah ini.

"Kita selama ini kebutuhan ikan tawar dipasok dari luar daerah, seperti Sukabumi, Cianjur dan Bogor hingga mencapai 10.000 ton/tahunnya," kata Kepala Bidang Ikan Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak Dadang Lesmana saat dihubungi di Lebak, Minggu.

Ia mengatakan, untuk mencapai target swasembada itu pihaknya kini menjalin kerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

Kerja sama ini bertujuan guna meningkatkan produksi ikan tawar di Kabupaten Lebak melalui penerapan varietas bibit unggul.

"Kami berharap dengan kerja sama ini dapat mendongkrak produksi ikan tawar," katanya.

Menurut dia, saat ini produksi ikan tawar di Kabupaten Lebak belum mencukupi untuk kebutuhan pasar lokal.

Diperkirakan produksi ikan tawar di Kabupaten Lebak sekitar 4.000 ton/tahun terdiri dari emas, nila, lele, dan gurame.

Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan terhadap kelompok pembudidaya ikan tawar.

Saat ini, kelompok budi daya ikan tawar tercatat 219 kelompok juga 345 unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di 28 kecamatan.

Selain itu mereka peternak wajib menggunakan benih varietas unggul karena tahan terhadap serangan penyakit juga produksinya cukup bagus.

"Kami terus melakukan pembinaan maupun pengembangan terhadap kelompok usaha budi daya ikan tawar untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.

Seorang pembudidaya ikan tawar, Udin, warga Kecamatan Maja mengaku setiap pekan memasok ikan lele untuk pedagang pecel lele di Lebak dan Serang sebanyak 10 ton/Minggu.

"Kami sudah dua tahun bisnis usaha ikan lele hingga kini masih bertahan karena dapat pembinaan dari pemerintah daerah itu," ujarnya.

Ketua Unit Pembenihan Rakyat Cipanas Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak Maman mengaku pihaknya kini mencetak bibit lele unggul varietas Sangkuriang guna menunjang program swasembada pangan.

"Benih ini selama 60 hari bisa dipanen dengan biaya produksi relatif hemat," katanya.

Ia menambahkan benih lele unggul Sangkuriang ini menggunakan indukan resmi bersertifikat SKAI dari BBPBAT Sukabumi.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015