Komunitas Kasepuhan Adat Pasir Eurih Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak, Provinsi Banten memproduksi kopi bubuk merk "Kompak" guna menciptakan kemandirian ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah itu.
 
"Kita menggeluti usaha produksi kopi merupakan bagian ekonomi kreatif agar warga di sini mandiri dan tidak urbanisasi ke luar daerah, " kata Maman Sahroni, Ketua Komunitas Kasepuhan Adat Pasir Eurih Kabupaten Lebak, Senin.

Baca juga: Pemkab Lebak jamin hewan kurban sehat dan tidak terjangkit PMK
 
Usaha produksi kopi di Kasepuhan Pasir Eurih cukup potensial menumbuhkan perekonomian masyarakat, karena di dukung bahan baku di daerah itu yang melimpah.
 
Produksi kopi lokal di daerah itu jika memasuki musim panen dipasok ke luar daerah dan petani menjualnya ke tengkulak berbentuk gabah seharga Rp15 ribu/ kg
 
Karena itu, pihaknya mendirikan komunitas yang memiliki 200 anggota yang kebanyakan pemuda untuk menyelamatkan petani agar mampu memproduksi kopi dibandingkan dijual berbentuk gabah ke tengkulak.
 
Produksi kopi bubuk menguntungkan, karena memiliki nilai jual tinggi dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
 
Selain itu, juga komunitas kasepuhan melakukan persemaian bibit kopi sebanyak 5.000 batang dan ditanami tahun 2017 di lahan hutan produksi dari pemberian Presiden Joko Widodo seluas 200 hektare lebih di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TNGHS).
 
Saat ini, kata dia, benih kopi yang ditanam 5.000 batang itu sudah mulai panen.
 
"Kami bersama komunitas dan warga kasepuhan kini mampu memproduksi kopi bubuk merk " Kompak" dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," kata pria lulusan sarjana pendidikan itu.
 
Menurut dia, saat ini, pemasaran kopi bubuk merk "Kompak" sudah beredar di wilayah Kabupaten Lebak dan berdasarkan para penikmat kopi dari Jakarta memiliki kualitas juga beraroma.
 
Produksi kopi merk "Kompak" itu lebih selektif dilakukan penyortiran dan hanya gabah kopi yang sudah matang dan berwarna merah. Produksi kopi diproses dengan alat penggilingan hingga dilakukan pengemasan.
 
Saat ini, produksi kopi bubuk "Kompak" dijual eceran dengan berat seperempat kilogram dijual Rp20 ribu dan jika satu kilogram Rp60 ribu.
 
Komunitas kasepuhan kini mengoptimalkan promosi dan iklan agar bisa menembus pasar domestik hingga ekspor ke luar negeri.
 
"Kami merintis usaha kopi itu sekitar setahun hingga pendapatan masyarakat jutaan rupiah per bulan, " katanya menambahkan.
 
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan pemerintah daerah juga membantu pemasaran produk kerajinan masyarakat dengan ditampung ke Plaza Lebak.
 
Pemerintah daerah juga meningkatkan mutu dan kualitas produk UMKM masyarakat, termasuk produksi kopi. Peningkatan mutu dan kualitas itu, selain produksi juga peningkatan kemasan agar menarik konsumen.
 
Selain itu, juga memfasilitasi proses perizinan serta terdaftar pada BPOM dan Dinkes setempat juga pemasangan barcode.
 
Mereka produksi pelaku UMKM juga mendapatkan bantuan sertifikasi halal dari MUI Provinsi Banten. "Kami tahun ini memberikan 40 pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan sertifikasi halal, " katanya.
 
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lebak Junaedi Ibnu Juarta mengatakan dirinya merasa bangga komunitas Kasepuhan adat Pasir Eurih dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani melalui kerajinan produksi kopi bubuk.
 
"Kami berharap pendapatan ekonomi petani meningkat, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat, " katanya.
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022