Serang (AntaraBanten) - Sebagian besar impor nonmigas yang dilakukan Provinsi Banten pada September 2014 berupa bahan kimia organik, yaitu mencapai 360,56 juta dolar AS atau 41,33 persen dari impor keseluruhan yang tercatat 852,49 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Kamis, mengatakan tingginya impor Banten terhadap bahan kimia organik karena Banten memiliki banyak industri kimia yang membutuhkan bahan baku tersebut.
Ia mengatakan ada 19 kawasan industri termasuk didalamnya 1.652 industri kimia berskala besar, menengah dan kecil tersebar di Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada September 2014 mengalami peningkatan 7,18 persen atau mencapai 54,12 juta dolar AS, demikian pula untuk golongan barang lainnya meningkat 19,56 juta dolar AS atau sebesar 79,01 persen.
Nilai impor nonmigas terbesar pada September 2014 berasal dari golongan bahan kimia organik yang mencapai 360,56 juta dolar AS, disusul gandum-ganduman dan mesin-mesin/pesawat mekanik, dengan impor masing-masing 108,59 juta dolar AS dan 65,72 juta dolar AS.
Empat dari sepuluh golongan barang mengalami peningkatan nilai impor, yaitu bahan kimia organik, gandum-ganduman, biji-bijian berminyak dan benda-benda dari besi dan baja. Peningkatan tertinggi terjadi pada gandum-ganduman yang meningkat 67,65 juta dolar AS dan terendah dari benda-benda dari besi dan baja dengan peningkatan 11,90 juta dolar AS, katanya.
"Adapun untuk penurunan tertinggi dan terendah terjadi pada besi dan baja dan mesin-mesin/pesawat mekanik yang masing-masing turun 46,04 juta dolar AS dan 5,48 juta dolar AS," katanya.
Impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang periode Januari ¿ September 2014 mengalami peningkatan 117,59 juta dolar AS (1,83 persen) dibanding periode yang sama tahun lalu, sebaliknya untuk golongan barang lain juga turun 242,96 juta dolar AS(41,81 persen).
Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari ¿ September 2014 mencapai 95,08 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik yaitu sebesar 41,33 persen dan disusul oleh besi dan baja serta gula dan kembang gula, secara berturut-turut dengan kontribusi 13,65 persen dan 8,81 persen dengan andil gabungan mencapai 63,89 persen.
Ia mengatakan impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada September 2014 mengalami peningkatan 7,69 persen atau sebesar 87,30 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya, demikian pula nilai impor migas dari negara lainnya meningkat 12,70 juta dolar AS atau 26,52 persen. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada September 2014 adalah Australia dengan nilai impor 115,38 juta dolar AS, diikuti Tiongkok dan Brazil sebesar 114,39 juta dolar AS dan 102,79 juta dolar AS, sementara impor nonmigas berasal dari negara-negara ASEAN mencapai 180,70 juta dolar AS.
Delapan dari duabelas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada September 2014, kecuali Singapura, Thailand, Argentina dan Rusia. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Brazil yang meningkat 50,76 juta dolar AS, sementara terendah terjadi pada Jepang yang mengalami peningkatan 0,85 juta dolar AS. Selain Brazil, peningkatan yang cukup tinggi terjadi pula pada Amerika Serikat yang meningkat 24,89 juta dolar AS.
Lebih lanjut, penurunan impor nonmigas tertinggi dan terendah terjadi pada Rusia dan Argentina, yaitu 26,61 juta dolar AS dan 6,47 juta dolar AS.
Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari ¿ September 2014 untuk duabelas negara asal barang impor mencapai 6.002,80 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 87,30 persen. Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Singapura, yaitu 15,00 persen, diikuti Australia dan Tiongkok yang memberi andil 10,60 persen dan 9,37 persen dengan andil gabungan 34,97 persen.
Kecuali Amerika Serikat, sebelas negara pemasok barang impor utama pada September 2014 merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Tiga diantaranya, yaitu negara-negara dari ASEAN adalah negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama, sejak September 2013, dengan pangsa impor gabungan lebih dari 20 persen, kata Suhaimi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Kamis, mengatakan tingginya impor Banten terhadap bahan kimia organik karena Banten memiliki banyak industri kimia yang membutuhkan bahan baku tersebut.
Ia mengatakan ada 19 kawasan industri termasuk didalamnya 1.652 industri kimia berskala besar, menengah dan kecil tersebar di Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada September 2014 mengalami peningkatan 7,18 persen atau mencapai 54,12 juta dolar AS, demikian pula untuk golongan barang lainnya meningkat 19,56 juta dolar AS atau sebesar 79,01 persen.
Nilai impor nonmigas terbesar pada September 2014 berasal dari golongan bahan kimia organik yang mencapai 360,56 juta dolar AS, disusul gandum-ganduman dan mesin-mesin/pesawat mekanik, dengan impor masing-masing 108,59 juta dolar AS dan 65,72 juta dolar AS.
Empat dari sepuluh golongan barang mengalami peningkatan nilai impor, yaitu bahan kimia organik, gandum-ganduman, biji-bijian berminyak dan benda-benda dari besi dan baja. Peningkatan tertinggi terjadi pada gandum-ganduman yang meningkat 67,65 juta dolar AS dan terendah dari benda-benda dari besi dan baja dengan peningkatan 11,90 juta dolar AS, katanya.
"Adapun untuk penurunan tertinggi dan terendah terjadi pada besi dan baja dan mesin-mesin/pesawat mekanik yang masing-masing turun 46,04 juta dolar AS dan 5,48 juta dolar AS," katanya.
Impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang periode Januari ¿ September 2014 mengalami peningkatan 117,59 juta dolar AS (1,83 persen) dibanding periode yang sama tahun lalu, sebaliknya untuk golongan barang lain juga turun 242,96 juta dolar AS(41,81 persen).
Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari ¿ September 2014 mencapai 95,08 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik yaitu sebesar 41,33 persen dan disusul oleh besi dan baja serta gula dan kembang gula, secara berturut-turut dengan kontribusi 13,65 persen dan 8,81 persen dengan andil gabungan mencapai 63,89 persen.
Ia mengatakan impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada September 2014 mengalami peningkatan 7,69 persen atau sebesar 87,30 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya, demikian pula nilai impor migas dari negara lainnya meningkat 12,70 juta dolar AS atau 26,52 persen. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada September 2014 adalah Australia dengan nilai impor 115,38 juta dolar AS, diikuti Tiongkok dan Brazil sebesar 114,39 juta dolar AS dan 102,79 juta dolar AS, sementara impor nonmigas berasal dari negara-negara ASEAN mencapai 180,70 juta dolar AS.
Delapan dari duabelas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada September 2014, kecuali Singapura, Thailand, Argentina dan Rusia. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Brazil yang meningkat 50,76 juta dolar AS, sementara terendah terjadi pada Jepang yang mengalami peningkatan 0,85 juta dolar AS. Selain Brazil, peningkatan yang cukup tinggi terjadi pula pada Amerika Serikat yang meningkat 24,89 juta dolar AS.
Lebih lanjut, penurunan impor nonmigas tertinggi dan terendah terjadi pada Rusia dan Argentina, yaitu 26,61 juta dolar AS dan 6,47 juta dolar AS.
Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari ¿ September 2014 untuk duabelas negara asal barang impor mencapai 6.002,80 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 87,30 persen. Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Singapura, yaitu 15,00 persen, diikuti Australia dan Tiongkok yang memberi andil 10,60 persen dan 9,37 persen dengan andil gabungan 34,97 persen.
Kecuali Amerika Serikat, sebelas negara pemasok barang impor utama pada September 2014 merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Tiga diantaranya, yaitu negara-negara dari ASEAN adalah negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama, sejak September 2013, dengan pangsa impor gabungan lebih dari 20 persen, kata Suhaimi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014